Pelatihan Kader Kepemimpinan Bangsa

Written By KAMMI BABEL on Kamis, 22 November 2012 | Kamis, November 22, 2012

Memaknai Ibadah Haji

Written By KAMMI BABEL on Rabu, 10 Oktober 2012 | Rabu, Oktober 10, 2012


Memaknai Ibadah Haji
oleh
Tonnie Melfiansyah

Musim haji telah dirasakan umat seluruh muslim diseluruh penjuru dunia saat ini, tidak terkecuali Indonesia yang mayoritas penduduk adalah muslim. Ibadah haji merupakan ibadah yang secara bahasa sederhana ibadah tahunan yang berpusat di kota mekkah dan sekitarnya. Haji merupakan ibadah yang sangat bernilai historis tinggi, dalam hal ini memberikan tempat dan ruang khusus dalam ajaran umat islam. Indonesia salah satu Negara yang penduduknya mayoritas muslim, Indonesia adalah satu Negara yang memberikan / melaksanakan ibadah haji setiap tahun yang dalam pelaksaaannya dibawah naungan kementrian agama ( Kemendepag ). Menurut kalender islam / hijriah jatuh pada bulan Dzulhijjah.

Ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun Islam. Berdasarkan firman Allah: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (Ali Imran: 97). Dan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam: "Islam itu dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah dan (bersaksi) bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa (di bulan) Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah." (Muttafaq Alaih).
Dalam ibadah haji terdapat beberapa ibrah / pelajaran yang sangat banyak bisa diambil bagi yang melakukannya, sehingga proses Ibadah haji dapat dijadikan sebagai Ibadah yang bermampaat bukan hanya ibadah rutinitas tahunan saja. Syekh Sa’id Hawwa dalam bukunya Al – Islam menguraikan ibadah haji dapat di tinjauan dalam berbagai analisis, Pertama Haji adalah simbol yang terbentuk dari berbagai amalan. Simbol penyerahan kita kepada Allah, karena itu kita melihat makna dan hikmahnya. Thawaf, wuquf, sa’i, mencukur rambut dan amalan haji lainnya. Haji adalah persatuan umat islam, tanpa memandang Ras, warna kulit dan kebangsaan. karena dasar persatuannya adalah Aqidah, agama dan syariat islam. Kedua Ibadah haji adalah manifestasi prinsip – prinsip islam. Yaitu manifestasi ukhuwah islamiah, dimana manusia menyerahkan secara nyata bahwa ia adalah saudara bagi muslim yang lainnya diseluruh dunia. Karena haji sesungguhnya manifestasi dari “ dan kami jadikan kamu berbangsa dan besuku agar kamu saling mengenal “ ( Al – hujarat 13 ) didalam haji tersebut terwujud ta’aruf akbar antar bangsa – bangsa di dunia.
Ketiga Ibadah haji adalah madrasah, tempat penggemblengan  yang mengantarkan manusia ke peringkat yang lebih tinggi. Karena dengan haji manusia dapat belajar mengerahkan potensi dengan kesabaran. Karena dia ( maksudnya haji ) adalah seutama utamanya jihad. “ tetapi seutama –utama jihad adalah haji yang mabrur “ karena begitu banyak pelajaran yang terkandung selama menjalan proses ibadah haji. Keempat Ibadah haji dapat membangkitkan berbagai perasaan; membangkitkan rasa kasih terhadap terhadap kaum muslim, membantu kepedihan mereka dan merasakan apa yang dirasakan generasi pertama yang ditindas  mempertahankan aqidah yang mereka pegang.
Kelima, di dalam setiap amalan haji terkadung berbagai pelajaran dan makna. Jika manusia menyadari, haji akan melahirkan gagasan – gagasan rabani, peningkatan akhlak islami dan semangat keteladanan yang lebih tinggi terhadap Rasullulah saw. Arafah adalah tempat berkumpul manusia sebelum melakukan thawaf rukun. Secara serentak dan bersamaan ,mereka memulai keberangkatan untuk mengagungkan ka’bah. Kemudian menuju muzdhalifah dalam keadaan telah bertaubat dan berserah diri. Umat muslim menuju ka’bah dengan jiwa yang bersih. Kemudian dari muzdalifah mereka menuju Mina untuk melontar jumrah sebelum thawaf, sebagai pernyataan bahwa musuh Allah adalah musuh mereka.
Kemudian dilanjutkan memotong hewan qurban sebagai tanda syukur kepada Allah SWT atas karunia Nya dalam menghalalkan binatang ternak kepada mereka. Lalu mencukur rambut sebagai persiapan thawaf dengan jiwa bersih, pakaian suci dan penampilan yang bagus. Setelah itu menuju makkah  dan berthawaf di sekeliling ka’bah sambil mengagungkannya karena Allah SWT telah mengagungkannya. Firman Allah, “…Dan barangsiapa mengangungkan syi’ar – syi’ar Allah, maka itu sesungguhnya timbul dari ketakwaan hati “ ( Al  - hajj :32 ).
Kemudian sa’i antara shafa dan marwah sebagaimana pernah dilakukan ibu mereka, Siti hajar yang shalihah pada permulaan baitullah dibangun. Keluar dari perjalanan ini manusia menjadi seperti dilahirkan kembali. Seterusnya mereka ( jama’ah haji ) kembali lagi ke mina untuk melempar jumrah sebagai pernyataan permusuhan total terhadap setan untuk selama – lamanya.
Keenam, Ibadah haji membawa kaum muslim kepusat islam pertama yang pernah ditempati oleh Ibrahim As dan Muhammad SAW. Perjalan ini akan memperkuat ikatan muslim kepada pusat islam yang menjadi negeri spiritual, kiblatnya, orientasi jasadnya. Titik tolak semangat dan cita – citanya. Sehingga sekembalinya dari tempat ini ( mekkah ) sebagaian besar bentuk kehidupan muslim mulai berubah dan berganti. Dulu keterkaitannya dengan markas / tempat suci ini hanya bersiapat teoritis, namun kini telah berganti  menjadi kenyataan yang dapat dirasakan dan diamalkan.
            Melihat dari aspek tarikh / sejarah Ibadah haji menghidupkan kenangan rabbani yang abadi yang pernah dikenal manusia. Kenangan sebuah keluarga yang tidak pernah memperdulikan apapun didalam menjalankan perintah Allah. Kenangan seorang anak yang rela menjadi kurban untuk sebuah pengabdian, kenangan seorang ibu yang sangat yakin akan perlindungan Allah SWT. Haji adalah salah satu jalan pembebasan dari kenistaan syaitani, menuju kesertaan Ar – Rahman , zat yang maha kasih. Muslim yang melontarkan jumroh sebelum tawaf dika’bah, thawaf dan kembali melontar jumrah adalah muslim yang jelas – jelas menerapkan Firman Allah swt, “…Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka ia telah berpegang teguh dengan ikatan yang sangat kuat…” ( Al – Baqarah : 256 )
Bahkan tidak ragu lagi jika para ulama islam dapat mengfungsikan haji dan mendudukannya secara proporsional, ia akan dapat menyelesaikannya berbagai persoalan umat.
            Terlepas dari itu semua, sesungguhnya umat manusia diseluruh dunia saat ini yang melakukan haji berharap untuk dapat menjadi haji yang mabrur, karena predikat mabrur itu tidak bisa didapatkan dengan kemudahan, tetapi dengan perjuanagn yang sungguh luarbiasa baik itu materi, tenaga / fisik maupun psikologis yang kuat.
            Namun itu semua adalah bukan hal yang mustahil, tanda / isyarah yang menjadi indikator seorang muslim menjadi haji mabrur, Imam an-Nawawi berkata: "Diantara tanda-tanda diterimanya adalah bahwa sepulangnya dari haji, orang tersebut menjadi lebih baik dari sebelum-sebelumnya dan tidak mengulangi lagi perbuatan-perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya". Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Syaikh as-Sindy dalam syarahnya terhadap hadits ini. Sehingga uraian diatas penulis sampaikan doa kepada sekalian kaum muslim diseluruh penjuru dunia, khusus lagi provinsi Bangka Belitung. Sebagaimana untuk memaknai ibadah haji bukan hanya sebagai rutinitas ibadah tahunan saja, melainkan ibadah yang memberikan dimensi yang berbeda terhadap kehidupan kita semua…  

Pilkada yang Berkualitas

Written By KAMMI BABEL on Rabu, 26 September 2012 | Rabu, September 26, 2012

PILKADA YANG BERKUALITAS


Sebagai salah satu sarana dalam berdemokrasi, Pilkada merupakan wujud dari sebuah keinginan dalam menyalurkan salah satu partisipasi tujuan yang pada prinsipnya melahirkan kebijakan – kebijakan yang bersipat fundamental untuk kepentingan masyarakat. Sehingga pilkada tersebut adalah salah satu sarana yang sangat penting untuk dilakukan. Amanah dari konstitusi yang pada dasar merupakan bentuk dari anspirasi penyampain masyarakat yang bersipat umun dan mengikat.
Sebagai salah satu Negara yang menganut system demokrasi Pancasila, pilkada adalah satu wujud yang diharapkan dapat menjadi wahana untuk melahirkan kader – kader yang menjadi pemimpin bangsa yang mejemuk ini. Sehingga kaedah itu selalu berlaku dalam konsep penyelenggaraan neegara yang baik ( Good Government ) dibutuhkan pemimpin yang baik pula. Sehingga korelasi yang dibutuhkan dalam hal ini, salah satunya perlu diwujudkan dalam pilkada saat ini.
Suasana pilkada yang dirasakan  saat ini tidaklah asing bagi seluruh lapisan masayarakat, tidak terkecuali masyarakat Bangka Belitung. Pilkada dipandang hanya sebagai pesta lima tahunan sekali yang mungkin dianggap tidak penting bagi masyarakat. Masayarakat berpikir Pilkada hanya sebagai ajang pesta dalam memperebutkan Kekuasaan semata oleh berbagai elit yang mempunyai kepentingan.Bahkan tidak sedikit masyarakat beranggapan / bersikap skeptis terhadap penyelenggaraan pilkada.
Ada yang mungkin menjadi bahan pelajaran bagi kita bersama, seiring dengan krisisnya arus kepercayaan masayarakat ( Believe of people )  Terhadap penyelenggaraan pilkada. Yang mungkin dalam hal ini para elit politik / politukus harus memperhatikan kembali makna dari politik itu sendiri. Sehingga politik tidak hanya dipandang sebagai sarana / wadah untuk perebutan kekuasaan semata yang mengesampingkan kepentingan rakyat.
Sehingga tidak heran dalam banyak kasus, Angka partisipasi masyarakat dalam pilkada maupun pemilu kecil. Dan bahkan itu bertambah dalam setiap penyelenggara pemilu dimanapun. Yang mungkin sering kita sebut dengan istilah golput. Mungkin ketika kita terjemahkan secara sederhana, tujuan dari pilkada adalah untuk mencari Pemimpim / kepala daerah yang diharapkan mampu memberikan pelayanan yang maksimal terhadap Kemajuan suatu daerah. Akan tetapi sepanjang sejarah pilkada yang ada di Indonesia selalu diwarnai dengan berbagai macam permasalahan, mulai dari money politic , suap , dan kecurangan – kecurangan lainnya.
Pilkada seharusnya tidak hanya dijadikan sebagai sarana dalam memperebutkan kekuasan saja, tetapi lebih dari itu semua. Pilkada seyogya dijadikan sebagai wahana / sarana untuk mencari pemimpin – pemimpin yang amanah yang mereka bisa memberikan mampaat yang besar terhadap suatu daerah.

Pangkal pinang menuju PILWAKO
         Suasana pilkada mulai terasa dinegeri ini, Para politukus mulai TP ( tebar pesona ), beberapa spanduk, famplet, brosur dan baliho mulai menghiasi setiap jalan kota ini. Janji – janji dan pencitraan diri mulai diumabar / diobral oleh para tokoh negeri ini. Seolah mereka tidak bosan melakukan hal – hal tersebut. Ya itulah yang terjadi dikota ini. Pilwako (Pemilihan Walikota ) Pangkal pinang sebentar akan diselenggarakan. Sehingga tidak heran para politikus / tokoh negeri ini mulai melakukan pencitraan diri untuk menarik simpati masyarakat.
          Hal tersebut wajar kalau dilihat dari sudut pandang komunikasi politik, karena masyarakat juga harus mengetahui para calon pemimpin daerah berikutnya. Sehingga dalam proses ini dapat terjadinya transparansi komunikasi dalam etika berpolitik. Namun yang menjadi pertanyaaan besar kita ????? apakah janji – janji ataupun pencitraan diri yang dilakukan oleh para tokoh / politukus negeri ini sesuai dengan faktanya. Yang sejati akan mengahasilkan pemimpin yang amanah.
         Pilwako diharapkan dapat menjadi sarana untuk masyarakat kota ini untuk mencari pemimpin yang benar – benar amanah. Berbicara pemimpin yang Amanah sebenarnya dapat kita lihat dari beberapa indicator yang dimilikinya ( seorang pemimpin ). Dalam hal ini masyarakat seyogya harus jeli / pintar dalam menentukan pilihannaya kelak. Setidaknya ada beberapa indicator yang dapat kita lihat, yang kita harapkan bersama mungkin ini bisa dijadikan sebagai barometer untuk hal tersebut.
         Indikator tersebut dapat kita lihat seperti dalam kita rangkum dalam istilah FAST ( Fatonah, Amanah, Sidik, dan tentunya tabliq ) . indicator tersebut dapat kita terjemahakkan sebagai barometer tentang kapasitas dan kapabilitas seorang pemimpin. Sehingga pilwako Kota Pangkal pianang  menjdaikan 2013 nanti adalah momentum kita untuk dan memilih pemimpin yang benar – benar berkualitas yang bukan hanya janji – janji belaka tetapi juga dapat mewujudkannya dalam alam kenyataan. Yang dapat mewujudkan demokrasi partisipasi yang mungkin dapat diarahkan dalam penyelenggaran Pilkada yang baik dan benar.
         Selain itu juga, para politikus dan tokoh negeri ini diharapkan dapat memberikan pendidikan politus yang benar. Jangan hanya bisa mengajarkan anti sebuah kompetisi dalam dunia perpolitikan. Sehingga kita dapat belajar dari semua itu, bahkan pilkada adalah suatu wahana untuk menyampaiakan aspirasi poltik yang benar. Pilwako kota pangkalpianag tahun 2012 nanti diharapkan dapat melahirkan pemimpin yang berkualitas dan seorang founding human ( Manusia pembangun ). Begitu banyak harapan – harapan yang sesungguhnya disimpan untuk pemimpin kedepan kota ini, mulai dari pendidikan, kesehatan , korupsi, lapangan pekerjaan dan lain – lain.

 PILKADA YANG BERKUALITAS
         Beberapa pekan yang lalu ada, DKI JAKARTA baru saja melakukan pesta demokrasi ( PILKADA / PEMILUKADA ) gubernur yang dilakukan seluruh wilayah DKI. Ada fenomena yang menarik yang dapat kita cermati bersama, Mulai dari kasus – kasus yang terjadi baik dalam proses maupun pelaksaannya. Isu – isu miring sempat menghampiri proses penye lenggaran pilkada tersebut. Mulai dari money politik, Daftar pemilih yang bermasalah dan lain – lainnya. Namun setidaknya ada beberapa pelajaran yang harus kita ambil dari Pilkada tersebut. Yaitu proses penyelenggaraan pilkada yang aman. Meskipun sempat juga bebarapa kandidat yang memancing dengan isu – isu SARA ( Suku, Agama, Ras dan Antar golongan ).
         Tidak hanya itu, penyelenggara pilkada yang diikuti oleh beberapa / banyaknya calon merupakan suatu bukti bahwa demokrasi sudah berjalan dengan baik, tentunya hal tersebut harus diikuti oleh partisipasi masyarakat yang yang juga besar ( people of participation ). Masyarakat DKI sudah memilih pemimpin yang meraka yakini sebagai pemimpin yang Amanah, hal tersebut juga telah dijalani sampai 2 putaran.
         Pilakada yang berkualitas hanya dapat diwujudkan ketika semua orang sudah memiliki pemahaman dan pendidikan politik yang baik, selain itu dibutuhkan juga partisipasi dari segenap lapisan masyrakat untuk mewujudkannya dalam tekad yang kuat. Dan pada akhirnya tujuan dan harapakan dapat diwujudkan. Setiap individu masyarakat memiliki peran yang sama dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi partisipasi hanya dapat terwujud dari masyarakat itu sendiri.
Sehingga sudah sebaiknya kota ini ( Pangkalpinang ) dapat belajar dari DKI Jakarta. Sehingga PILWAKO tahun 2013 nanti dapat terselenggara sesuai dengan yang diharapkan semua lapisan Masyarakat. Sehingga kita dapat mewujudkan Pemerintahan yang baik ( Good Government ).,,,,PILWAKO 2012,!! Semoga sukses..

KAMMI BABEL

Foto saya
Pengurus Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung. Berdiri Januari 2012 (belum satu tahun), terus bergerak untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Bangsa.

Anda Pengunjung ke


web counter