Tonnie Melfiansyah
(Ketua Komisariat KAMMI Depati Amir,
Bangka Belitung)
(Tulisan ini dimuat di Kolom Opini Harian Babel Pos edisi Senin, 16 Maret 2012)
(Tulisan ini dimuat di Kolom Opini Harian Babel Pos edisi Senin, 16 Maret 2012)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg741FOPrclC1FUkw4C_1fR5IDPQxZVo7lCsoh60Sz9o-TyZ3p2Qa6B2jlGL8_6SGEoxhCQ1u9lrsa0qupjWYADazZ8vCt1TVARF_qwE1QD8CIsTVNMU0l9vK7Y9Kg1GaV4Saw0KnQgVaI/s200/Foto+Tonnie.jpg)
Oleh sebab itu, sejatinya setiap masyarakat pluralistik di zaman ini sangat menaruh perhatianakan pentingnya pendidikan. Sebagai salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia sejatinya memegang peran yang sangat sentral dalam kehidupan manusia. Hal tersebut dapat kita ketahui dari tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Secara sederhana tujan dari pendidikan adalah suatu proses
pembelajaran yang dalam hal ini melibatkan beberapa orang baik sebagai pengajar
maupun yang diajarkan, Plato mengatakan bahwa tujuan pendidikan sesungguhnya
adalah penyadaran terhadap self knowing dan self
realization kemudian inquiry. reasoning dan logic.
Jadi disini jelas bahwa menurut Plato sesungguhnya pendidikan adalah aspek
penyadaran terhadap sesuatu.
Sedangkan menurut ahli filsafat lain, Aristoteles mengatakan bahwa
tujuan pendidikan adalah penyadaran terhadap self realization,
yaitu kekuatan efektif (virtue ) kekuatan untuk menghasilkan
(efficacy ) dan potensi untuk mencapai kebahagian hidup melalui
kebiasaan dan kemampuan berpikir rasional, Berdasarkan pendapat dua tokoh
tersebut memberikan gambaran tentang arti penting pendidikan itu sendiri.
Berdasarkan ilmu sosiologi, pendidikan adalah faktor utama dalam pembentukan
kebudayaan manusia, sehingga sangatlah wajar kenapa setiap orang sekarang
sangat memperhatikan dunia pendikan, tidak terkecuali pemerintah sekalipun.
Begitu juga Indonesia, pendidikan merupakan hal yang
dibutuhkan terlebih lagi negara Indonesia yang masih dikategorikan negara
berkembang. Pendidikan di Indonesia, jika dilihat dari aspek historis sejarah
pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari nama besar, seperti Ki Hajar Dewantara,
Mohammad Syafei, dan Akhmad Dahlan.
Dunia pendidikan adalah suatu yang sangat penting diseluruh dunia,
selain sebagai suatu indikator kemajuan suatu negara, Pendidikan sekarang ini
sudah berubah menjadi kebutuhan menghadapi tuntutan zaman yang kian maju. Di
Indonesia sendiri dunia pendidikan berkembang sangat pesat, dari tahun ke tahun
perkembangan grafik kemajuan cukup signifikan, bisa kita lihat dari
perkembangannya saat ini, sebagai contoh hampir disetiap provinsi sudah
terdapat perguruan tinggi. Tidak hanya itu, tingkat pertumbuhan pendidikan kian
hari kian meningkat di Indonesia, tetapi hal tersebut masih berpacu kepada
kuantitas.
Upaya – upaya pemerintah sesungguhnya sudah maksimal dalam
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah pelaksanaan
Ujian Nasional (UN) dalam setiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah dasar
hingga menengah pertama (SMP) sampai kepada Menengah Atas (SMA).
Dalam Undang – undang No 20 tahun 2003 yang menjadi dasar dan
payung hukum pelaksanaan ujian nasional, yang dalam hal ini mungkin bisa kita
lihat masih menjadi kontroversi. Bahkan untuk pelaksaan Ujian Nasional tahun
2012 pemerintah sudah mengeluarkan mengeluarkan Permendikbud No. 59 tahun
2011 sebagai landasan pelaksanaan UN 2012. POS UN 2012 sudah di luncurkan untuk
memperkuat proses pelaksaan ujian nasional.
Hingga saat ini, masih banyak kalangan yang menilai Ujian Nasional
merupakan suatu program dari pemerintah yang tidak tepat bagi pendidikan di
Indonesia. Ujian nasional dinilai tidak sesuai dalam penerapan dengan
kondisinya, Bahkan para pelaku pendidikan seperti pendidik maupun terdidik
masih menilai Ujian nasional tidak sesuai, Kebanyakan dari mereka menganggap
ketidak sesuai itu dilandasi sebuah alasan yang sangat mendasar. Haruskah
belajar selama 3 tahun kelulusannya hanya ditentukan dalam beberapa hari saja ?
Selain itu penerapan ujian nasional tidak sesuai dalam
setiap daerah, dimana tidak adanya pemisahan/penggolongan kualitas pendidikan
disetiap daerah. Artinya pemerintah tidak mengklasifiasikan kualitas pendidikan
disetiap daerah, Bukankah sebelum pelaksaan ujian nasional (UN) pemerintah
harus memperhatikannya. Sudah menjadi rahasia umum pula bahwa kualitas
pendidikan di daerah – daerah seluruh Indonesia sanagat berbeda.
Ironisnya, Ujian nasional dikalangan pelajar diseluruh Indonesia
menjadi pil pahit yang harus mereka telan. Ibarat dihadapkan pada buah
simalakama..
Akan tetapi pertanyaan besar kita, sejauh mana persiapan adek -
adek pelajar kita untuk menghadapi itu semua. Menghadapi dan melaksanakannya
dengan penuh kejujuran di antara tuntutan nilai kelulusan yang begitu
mengkhawatirkan. Di antara semua kondisi ini, tentu saja pelajar harus tetap
siap dan menerima tantangan UN yang sudah di depan mata. Jika UN diibaratkan
dengan pil pahit, semoga saja walau terasa pahit dan tidak mengenakkan, UN bisa
memberikan sedikit penawar atas penyakit bangsa ini.
Ujian nasional tentu saja tidak boleh dihadirkan dalam
perspektif dan bayangan yang sangat menakutkan sehingga akhirnya terjerumus
pada tindakan menghalalkan segala cara. Nilai yang didapatkan tentu saja
diharapkan nilai yang setinggi-tingginya. Tapi juga nilai yang diraih dengan
kejujuran. Kejujuran para peserta ujian. Juga kejujuran para penyelenggara
ujian.
Apalah arti nilai yang besar bila kemudian ternyata diraih dengan
menerobos semua koridor kejujuran. Apalah arti kelulusan ujian nasional bila
ternyata didapatkan dari kecurangan. Apalah arti kebanggaan siswa, wali siswa,
guru, sekolah, kepala dinas pendidikan, kepala daerah atas tingginya angka
kelulusan dan nilai UN bila semuanya ternyata adalah manipulasi dan kecurangan.
Jujur adalah nilai yang tidak dapat digantikan dengan kebanggaan akan
apapun.
Semoga saja, Ujian Nasional yang akan dilaksanakan mulai tanggal
16 April (hari ini) -untuk tingkat SMA- bisa menjadi sebuah loncatan akan hadirnya
nilai nilai kejujuran di dunia pendidikan yang notabene adalah tempat yang
paling diharapkan lahirnya kejujuran dari sana. Jujurlah dalam UN, atau
semuanya akan sia-sia. Selamat menghadapi Ujian Nasional.
0 komentar:
Posting Komentar