Home » » Ujian Nasional, Jujur Atau Sia - Sia

Ujian Nasional, Jujur Atau Sia - Sia

Written By KAMMI BABEL on Kamis, 05 April 2012 | Kamis, April 05, 2012

Tonnie Melfiansyah
(Ketua Komisariat KAMMI Depati Amir, Bangka Belitung)
(Tulisan ini dimuat di Kolom Opini Harian Babel Pos edisi Senin, 16 Maret 2012) 

Pendidikan sejatinya merupakan aspek dan hasil kebudayaan yang terbaik yang pernah dihasilkan manusia, Baik generasi muda maupun tua, sehingga hal tersebut dapat memenuhi tantangan global, selain itu untuk melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks sosio budaya.

 Oleh sebab itu, sejatinya setiap masyarakat pluralistik di zaman ini sangat menaruh perhatianakan pentingnya pendidikan. Sebagai salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia sejatinya memegang peran yang sangat sentral dalam kehidupan manusia. Hal tersebut dapat kita ketahui dari tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Secara sederhana tujan dari pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang dalam hal ini melibatkan beberapa orang baik sebagai pengajar maupun yang diajarkan, Plato mengatakan bahwa tujuan pendidikan sesungguhnya adalah penyadaran terhadap self knowing dan self realization  kemudian inquiryreasoning dan logic. Jadi disini jelas bahwa menurut Plato sesungguhnya pendidikan adalah aspek penyadaran terhadap sesuatu.
Sedangkan menurut ahli filsafat lain, Aristoteles mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah penyadaran terhadap self realization, yaitu kekuatan efektif  (virtue ) kekuatan untuk menghasilkan (efficacy ) dan potensi untuk mencapai kebahagian hidup melalui kebiasaan dan kemampuan berpikir rasional, Berdasarkan pendapat dua tokoh tersebut memberikan gambaran tentang arti penting pendidikan itu sendiri. Berdasarkan ilmu sosiologi, pendidikan adalah faktor utama dalam pembentukan kebudayaan manusia, sehingga sangatlah wajar kenapa setiap orang sekarang sangat memperhatikan dunia pendikan, tidak terkecuali pemerintah sekalipun.
 Begitu juga Indonesia, pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan terlebih lagi negara Indonesia yang masih dikategorikan negara berkembang. Pendidikan di Indonesia, jika dilihat dari aspek historis sejarah pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari nama besar, seperti Ki Hajar Dewantara, Mohammad Syafei, dan Akhmad Dahlan.
Dunia pendidikan adalah suatu yang sangat penting diseluruh dunia, selain sebagai suatu indikator kemajuan suatu negara, Pendidikan sekarang ini sudah berubah menjadi kebutuhan menghadapi tuntutan zaman yang kian maju. Di Indonesia sendiri dunia pendidikan berkembang sangat pesat, dari tahun ke tahun perkembangan grafik kemajuan cukup signifikan, bisa kita lihat dari perkembangannya saat ini, sebagai contoh hampir disetiap provinsi sudah terdapat perguruan tinggi. Tidak hanya itu, tingkat pertumbuhan pendidikan kian hari kian meningkat di Indonesia, tetapi hal tersebut masih berpacu kepada kuantitas.
Upaya – upaya pemerintah sesungguhnya sudah maksimal dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dalam setiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah dasar hingga menengah pertama (SMP) sampai kepada Menengah Atas (SMA).
Dalam Undang – undang No 20 tahun 2003 yang menjadi dasar dan payung hukum pelaksanaan ujian nasional, yang dalam hal ini mungkin bisa kita lihat masih menjadi kontroversi. Bahkan untuk pelaksaan Ujian Nasional tahun 2012 pemerintah sudah mengeluarkan mengeluarkan Permendikbud No. 59 tahun 2011 sebagai landasan pelaksanaan UN 2012. POS UN 2012 sudah di luncurkan untuk memperkuat proses pelaksaan ujian nasional.
Hingga saat ini, masih banyak kalangan yang menilai Ujian Nasional merupakan suatu program dari pemerintah yang tidak tepat bagi pendidikan di Indonesia. Ujian nasional dinilai tidak sesuai dalam penerapan dengan kondisinya, Bahkan para pelaku pendidikan seperti pendidik maupun terdidik masih menilai Ujian nasional tidak sesuai, Kebanyakan dari mereka menganggap ketidak sesuai itu dilandasi sebuah alasan yang sangat mendasar. Haruskah belajar selama 3 tahun kelulusannya hanya ditentukan dalam beberapa hari saja ?
 Selain itu penerapan ujian nasional tidak sesuai dalam setiap daerah, dimana tidak adanya pemisahan/penggolongan kualitas pendidikan disetiap daerah. Artinya pemerintah tidak mengklasifiasikan kualitas pendidikan disetiap daerah, Bukankah sebelum pelaksaan ujian nasional (UN) pemerintah harus memperhatikannya. Sudah menjadi rahasia umum pula bahwa kualitas pendidikan di daerah – daerah seluruh Indonesia sanagat berbeda.
Ironisnya, Ujian nasional dikalangan pelajar diseluruh Indonesia menjadi pil pahit yang harus mereka telan. Ibarat dihadapkan pada buah simalakama.
Akan tetapi pertanyaan besar kita, sejauh mana persiapan adek - adek pelajar kita untuk menghadapi itu semua. Menghadapi dan melaksanakannya dengan penuh kejujuran di antara tuntutan nilai kelulusan yang begitu mengkhawatirkan. Di antara semua kondisi ini, tentu saja pelajar harus tetap siap dan menerima tantangan UN yang sudah di depan mata. Jika UN diibaratkan dengan pil pahit, semoga saja walau terasa pahit dan tidak mengenakkan, UN bisa memberikan sedikit penawar atas penyakit bangsa ini.
            Ujian nasional tentu saja tidak boleh dihadirkan dalam perspektif dan bayangan yang sangat menakutkan sehingga akhirnya terjerumus pada tindakan menghalalkan segala cara. Nilai yang didapatkan tentu saja diharapkan nilai yang setinggi-tingginya. Tapi juga nilai yang diraih dengan kejujuran. Kejujuran para peserta ujian. Juga kejujuran para penyelenggara ujian.
Apalah arti nilai yang besar bila kemudian ternyata diraih dengan menerobos semua koridor kejujuran. Apalah arti kelulusan ujian nasional bila ternyata didapatkan dari kecurangan. Apalah arti kebanggaan siswa, wali siswa, guru, sekolah, kepala dinas pendidikan, kepala daerah atas tingginya angka kelulusan dan nilai UN bila semuanya ternyata adalah manipulasi dan kecurangan. Jujur adalah nilai yang tidak dapat digantikan dengan kebanggaan akan apapun. 
Semoga saja, Ujian Nasional yang akan dilaksanakan mulai tanggal 16 April (hari ini)  -untuk tingkat SMA- bisa menjadi sebuah loncatan akan hadirnya nilai nilai kejujuran di dunia pendidikan yang notabene adalah tempat yang paling diharapkan lahirnya kejujuran dari sana. Jujurlah dalam UN, atau semuanya akan sia-sia. Selamat menghadapi Ujian Nasional.

  
Share this article :

0 komentar:

KAMMI BABEL

Foto saya
Pengurus Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung. Berdiri Januari 2012 (belum satu tahun), terus bergerak untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Bangsa.

Anda Pengunjung ke


web counter