PANGKALPINANG, MENCARI PEMIMPIN !
Oleh : Tonnie Melfiansyah
KETUA KAMMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia ) BABEL
Sebagai salah satu sarana dalam berdemokrasi,
PEMILUKADA merupakan salah wujud dari sebuah keinginan dalam menyalurkan partisipasi
tujuan yang pada rinsipnya melahirkan kebijakan – kebijakan yang bersipat
fundamental untuk kepentingan masyarakat. Sehingga pemilukada tersebut adalah sarana
yang sangat penting dalam kontek kenegaraan. Amanah dari konstitusi yang pada
dasar merupakan salah bentuk dari anspirasi penyampain dari masyarakat yang
bersipat umun dan mengikat.
Sebagai salah satu Negara yang menganut system
demokrasi Pancasila, pemilukada Adalah satu wujud yang diharapkan dapat menjadi
wahana untuk melahirkan kader – kader yang menjadi pemimpin bangsa yang mejemuk
ini. Sehingga kaedah itu selalu berlaku dalam konsep penyelenggaraan Negara
yang baik ( Good government ) dibutuhkan pemimpin yang baik pula. Sehingga
korelasi yang dibutuhkan dalam hal ini, hal tersebut salah satunya perlu diwujudkan
dalam pemilukada
Suasana pemilukada
yang dirasakan saat ini tidaklah
asing bagi seluruh lapisan masayarakat, tidak terkecuali masyarakat Bangka
Belitung. Pemilukada dipandang hanya sebagai pesta lima tahunan sekali yang
mungkin dianggap tidak penting bagi masyarakat. Masayarakat berpikir Pemilukada
hanya sebagai ajang pesta dalam memperebutkan Kekuasaan semata oleh berbagai
elit yang mempunyai kepentingan.Bahkan tidak sedikit masyarakat beranggapan /
bersikap skeptis terhadap penyelenggaraan pilkada.
Ada yang mungkin menjadi bahan pelajaran bagi kita
bersama, seiring dengan krisisnya kepercayaan masayarakat ( Believe of people
) Terhadap penyelenggaraan pemilukada. Yang
mungkin dalam hal ini para elit politik / politukus harus memperhatikan kembali
makna dari politik itu sendiri. Sehingga politik t idak hanya dipandang sebagai
sarana / wadah untuk perebutan kekuasaan semata yang mengesampingkan
kepentingan rakyat.
Sehingga tidak heran dalam banyak kasus, Angka
partisipasi masyarakat dalam pilkada maupun pemilu kecil. Dan bahkan itu
bertambah dalam setiap penyelenggara pemilu dimanapun. Yang mungkin sering kita
sebut dengan istilah golput. Mungkin ketika kita terjemahkan secara sederhana,
tujuan dari pilkada adalah untuk mencari Pemimpim / kepala daerah yang
diharapkan mampu memberikan pelayanan yang maksimal terhadap Kemajuan suatu
daerah. Akan tetapi sepanjang sejarah pilkada yang ada di Indonesia selalu
diwarnai dengan berbagai macam permasalahan, mulai dari money politic , suap ,
dan kecurangan – kecurangan lainnya.
pemilukada seharusnya
tidak hanya dijadikan sebagai sarana dalam memperebutkan kekuasan saja, tetapi
lebih dari itu semua. Pilkada seyogya dijadikan sebagai wahana / sarana untuk
mencari pemimpin – pemimpin yang Amanah yang mereka bisa memberikan mampaat
yang besar terhadap suatu daerah.
Pemimpin baru untuk pangkal pinang.
Suasana
pemilukada mulai terasa dinegeri ini ( pangkalpinang
), Para politukus mulai TP ( tebar pesona ), beberapa spanduk, famplet,
brosur dan baliho mulai menghiasi setiap jalan kota ini. Janji – janji dan
pencitraan diri mulai diumabar / diobral oleh para tokoh negeri ini, dan bahkan
lebih anehnya lagi ada yang secara dadakan / wajah – wajah baru yang belum
tentu kredibilitasnya terpercaya.Seolah mereka tidak bosan melakukan hal – hal
tersebut. Ya itulah yang terjadi dikota ini. Pilwako (Pemilihan Walikota )
Pangkal pinang beberapa bulan lagi akan diselenggarakan. Sehingga tidak heran
para politikus / tokoh negeri ini mulai melakukan pencitraan diri untuk menarik
simpati masyarakat.
Hal tersebut wajar kalau dilihat dari sudut
pandang komunikasi politik, karena masyarakat juga harus mengetahui para calon
pemimpin daerah berikutnya. Sehingga dalam proses ini dapat terjadinya
transparansi komunikasi dalam etika berpolitik. Namun yang menjadi pertanyaaan
besar kita ????? apakah janji – janji ataupun pencitraan diri yang dilakukan
oleh para tokoh / politukus negeri ini sesuai dengan faktanya. Yang sejati akan
mengahasilkan pemimpin yang amanah.
Pilwako diharapkan dapat menjadi sarana masyarakat kota ini
untuk mencari pemimpin yang benar – benar amanah. Berbicara pemimpin yang
Amanah sebenarnya dapat kita lihat dari beberapa indicator yang dimilikinya (
seorang pemimpin ). Dalam hal ini masyarakat seyogya harus jeli / pintar dalam
menentukan pilihannaya kelak. Setidaknya ada beberapa indicator yang dapat kita
lihat, yang kita harapkan bersama mungkin ini bisa dijadikan sebagai barometer
untuk hal tersebut.
Indikator
tersebut harus memenuhi kriteria FAST ( Fatonah, Amanah, Sidik, dan tentunya
tabliq ) . indicator tersebut
dapat kita terjemahakkan sebagai barometer tentang kapasitas dan
kapabilitas seorang pemimpin. Sehingga pilwako Kota Pangkal pianang menjdaikan 2013 nanti adalah momentum kita
untuk dan memilih pemimpin yang benar – benar berkualitas yang bukan hanya
janji – janji belaka tetapi juga dapat mewujudkannya dalam alam kenyataan. Yang
dapat mewujudkan demokrasi partisipasi yang mungkin dapat diarahkan dalam
penyelenggaran pemilukada yang baik dan benar.
Selain
itu juga, para politikus dan tokoh negeri ini diharapkan dapat memberikan
pendidikan politus yang benar. Jangan hanya bisa mengajarkan anti sebuah
kompetisi dalam dunia perpolitikan. Sehingga kita dapat belajar dari semua itu,
bahkan pilkada adalah suatu wahana untuk menyampaiakan aspirasi poltik yang
benar. Pilwako kota pangkalpianag tahun 2013 diharapkan dapat melahirkan
pemimpin yang berkualitas dan seorang founding human ( Manusia pembangun ). Begitu
banyak harapan – harapan yang sesungguhnya disimpan untuk pemimpin kedepan kota
ini, mulai dari pendidikan, kesehatan , korupsi, lapangan pekerjaan dan lain –
lain.
Membangun karakter pemilih
Dalam
banyak penyelanggaraan pemilukada diberbagai daerah diseluruh indonesia. Ada
fenomena yang menarik yang dapat kita cermati bersama, Mulai dari kasus – kasus
yang terjadi baik dalam proses maupun pelaksaannya. Isu – isu miring sempat
menghampiri proses penyelenggaran pemilukada . Mulai dari money politik, Daftar
pemilih yang bermasalah dan lain – lainnya. Setidaknya mengingat berbagai
permasalahan yang terjadi dalam penyelanggaraan pemilukada, para politukus
harus memberikan keteladanan yang baik / pendidikan politik.
Yang
sangat memprihatikan adalah, kasus money politik. Kasus ini dapat merusak
penyelanggaraan pemilukada. Sehingga pemilih hanya berorientasi pada uang bukan
pada pemimpin yang diharapkan sehingga pemilukada yang berkualitas / baik hanya
angan belaka.
Pemilukada
yang berkualitas hanya dapat diwujudkan ketika semua orang sudah memiliki
pemahaman dan pendidikan politik yang baik, selain itu dibutuhkan juga
partisipasi dari segenap lapisan masyrakat untuk mewujudkannya dalam tekad yang
kuat. Dan pada akhirnya tujuan dan harapakan dapat diwujudkan. Setiap individu
masyarakat memiliki peran yang sama dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Demokrasi partisipasi hanya dapat terwujud dari masyarakat itu
sendiri.
Sehingga sudah sebaiknya kota ini ( Pangkalpinang )
dapat belajar dari DKI Jakarta. Sehingga PILWAKO tahun 2013 nanti dapat terselenggara
sesuai dengan yang diharapkan semua lapisan Masyarakat. Sehingga kita dapat
mewujudkan Pemerintahan yang baik ( Good Government ).,,,,PILWAKO 2013,!!
Semoga sukses..