Memaknai Ibadah Haji

Written By KAMMI BABEL on Rabu, 10 Oktober 2012 | Rabu, Oktober 10, 2012


Memaknai Ibadah Haji
oleh
Tonnie Melfiansyah

Musim haji telah dirasakan umat seluruh muslim diseluruh penjuru dunia saat ini, tidak terkecuali Indonesia yang mayoritas penduduk adalah muslim. Ibadah haji merupakan ibadah yang secara bahasa sederhana ibadah tahunan yang berpusat di kota mekkah dan sekitarnya. Haji merupakan ibadah yang sangat bernilai historis tinggi, dalam hal ini memberikan tempat dan ruang khusus dalam ajaran umat islam. Indonesia salah satu Negara yang penduduknya mayoritas muslim, Indonesia adalah satu Negara yang memberikan / melaksanakan ibadah haji setiap tahun yang dalam pelaksaaannya dibawah naungan kementrian agama ( Kemendepag ). Menurut kalender islam / hijriah jatuh pada bulan Dzulhijjah.

Ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun Islam. Berdasarkan firman Allah: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (Ali Imran: 97). Dan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam: "Islam itu dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah dan (bersaksi) bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa (di bulan) Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah." (Muttafaq Alaih).
Dalam ibadah haji terdapat beberapa ibrah / pelajaran yang sangat banyak bisa diambil bagi yang melakukannya, sehingga proses Ibadah haji dapat dijadikan sebagai Ibadah yang bermampaat bukan hanya ibadah rutinitas tahunan saja. Syekh Sa’id Hawwa dalam bukunya Al – Islam menguraikan ibadah haji dapat di tinjauan dalam berbagai analisis, Pertama Haji adalah simbol yang terbentuk dari berbagai amalan. Simbol penyerahan kita kepada Allah, karena itu kita melihat makna dan hikmahnya. Thawaf, wuquf, sa’i, mencukur rambut dan amalan haji lainnya. Haji adalah persatuan umat islam, tanpa memandang Ras, warna kulit dan kebangsaan. karena dasar persatuannya adalah Aqidah, agama dan syariat islam. Kedua Ibadah haji adalah manifestasi prinsip – prinsip islam. Yaitu manifestasi ukhuwah islamiah, dimana manusia menyerahkan secara nyata bahwa ia adalah saudara bagi muslim yang lainnya diseluruh dunia. Karena haji sesungguhnya manifestasi dari “ dan kami jadikan kamu berbangsa dan besuku agar kamu saling mengenal “ ( Al – hujarat 13 ) didalam haji tersebut terwujud ta’aruf akbar antar bangsa – bangsa di dunia.
Ketiga Ibadah haji adalah madrasah, tempat penggemblengan  yang mengantarkan manusia ke peringkat yang lebih tinggi. Karena dengan haji manusia dapat belajar mengerahkan potensi dengan kesabaran. Karena dia ( maksudnya haji ) adalah seutama utamanya jihad. “ tetapi seutama –utama jihad adalah haji yang mabrur “ karena begitu banyak pelajaran yang terkandung selama menjalan proses ibadah haji. Keempat Ibadah haji dapat membangkitkan berbagai perasaan; membangkitkan rasa kasih terhadap terhadap kaum muslim, membantu kepedihan mereka dan merasakan apa yang dirasakan generasi pertama yang ditindas  mempertahankan aqidah yang mereka pegang.
Kelima, di dalam setiap amalan haji terkadung berbagai pelajaran dan makna. Jika manusia menyadari, haji akan melahirkan gagasan – gagasan rabani, peningkatan akhlak islami dan semangat keteladanan yang lebih tinggi terhadap Rasullulah saw. Arafah adalah tempat berkumpul manusia sebelum melakukan thawaf rukun. Secara serentak dan bersamaan ,mereka memulai keberangkatan untuk mengagungkan ka’bah. Kemudian menuju muzdhalifah dalam keadaan telah bertaubat dan berserah diri. Umat muslim menuju ka’bah dengan jiwa yang bersih. Kemudian dari muzdalifah mereka menuju Mina untuk melontar jumrah sebelum thawaf, sebagai pernyataan bahwa musuh Allah adalah musuh mereka.
Kemudian dilanjutkan memotong hewan qurban sebagai tanda syukur kepada Allah SWT atas karunia Nya dalam menghalalkan binatang ternak kepada mereka. Lalu mencukur rambut sebagai persiapan thawaf dengan jiwa bersih, pakaian suci dan penampilan yang bagus. Setelah itu menuju makkah  dan berthawaf di sekeliling ka’bah sambil mengagungkannya karena Allah SWT telah mengagungkannya. Firman Allah, “…Dan barangsiapa mengangungkan syi’ar – syi’ar Allah, maka itu sesungguhnya timbul dari ketakwaan hati “ ( Al  - hajj :32 ).
Kemudian sa’i antara shafa dan marwah sebagaimana pernah dilakukan ibu mereka, Siti hajar yang shalihah pada permulaan baitullah dibangun. Keluar dari perjalanan ini manusia menjadi seperti dilahirkan kembali. Seterusnya mereka ( jama’ah haji ) kembali lagi ke mina untuk melempar jumrah sebagai pernyataan permusuhan total terhadap setan untuk selama – lamanya.
Keenam, Ibadah haji membawa kaum muslim kepusat islam pertama yang pernah ditempati oleh Ibrahim As dan Muhammad SAW. Perjalan ini akan memperkuat ikatan muslim kepada pusat islam yang menjadi negeri spiritual, kiblatnya, orientasi jasadnya. Titik tolak semangat dan cita – citanya. Sehingga sekembalinya dari tempat ini ( mekkah ) sebagaian besar bentuk kehidupan muslim mulai berubah dan berganti. Dulu keterkaitannya dengan markas / tempat suci ini hanya bersiapat teoritis, namun kini telah berganti  menjadi kenyataan yang dapat dirasakan dan diamalkan.
            Melihat dari aspek tarikh / sejarah Ibadah haji menghidupkan kenangan rabbani yang abadi yang pernah dikenal manusia. Kenangan sebuah keluarga yang tidak pernah memperdulikan apapun didalam menjalankan perintah Allah. Kenangan seorang anak yang rela menjadi kurban untuk sebuah pengabdian, kenangan seorang ibu yang sangat yakin akan perlindungan Allah SWT. Haji adalah salah satu jalan pembebasan dari kenistaan syaitani, menuju kesertaan Ar – Rahman , zat yang maha kasih. Muslim yang melontarkan jumroh sebelum tawaf dika’bah, thawaf dan kembali melontar jumrah adalah muslim yang jelas – jelas menerapkan Firman Allah swt, “…Barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka ia telah berpegang teguh dengan ikatan yang sangat kuat…” ( Al – Baqarah : 256 )
Bahkan tidak ragu lagi jika para ulama islam dapat mengfungsikan haji dan mendudukannya secara proporsional, ia akan dapat menyelesaikannya berbagai persoalan umat.
            Terlepas dari itu semua, sesungguhnya umat manusia diseluruh dunia saat ini yang melakukan haji berharap untuk dapat menjadi haji yang mabrur, karena predikat mabrur itu tidak bisa didapatkan dengan kemudahan, tetapi dengan perjuanagn yang sungguh luarbiasa baik itu materi, tenaga / fisik maupun psikologis yang kuat.
            Namun itu semua adalah bukan hal yang mustahil, tanda / isyarah yang menjadi indikator seorang muslim menjadi haji mabrur, Imam an-Nawawi berkata: "Diantara tanda-tanda diterimanya adalah bahwa sepulangnya dari haji, orang tersebut menjadi lebih baik dari sebelum-sebelumnya dan tidak mengulangi lagi perbuatan-perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya". Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Syaikh as-Sindy dalam syarahnya terhadap hadits ini. Sehingga uraian diatas penulis sampaikan doa kepada sekalian kaum muslim diseluruh penjuru dunia, khusus lagi provinsi Bangka Belitung. Sebagaimana untuk memaknai ibadah haji bukan hanya sebagai rutinitas ibadah tahunan saja, melainkan ibadah yang memberikan dimensi yang berbeda terhadap kehidupan kita semua…  

KAMMI BABEL

Foto saya
Pengurus Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung. Berdiri Januari 2012 (belum satu tahun), terus bergerak untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Bangsa.

Anda Pengunjung ke


web counter