Home » » Kontroversi Kampanye Kondom

Kontroversi Kampanye Kondom

Written By KAMMI BABEL on Rabu, 27 Juni 2012 | Rabu, Juni 27, 2012

Tonnie Melfiansyah
Ketua Komisariat KAMMI Depati Amir Babel

*diterbitkan di  koran Bangka Pos, Sabtu 30 Juni 2012

Dalam pekan ini, masyarakat  Indonesia dikejutkan dengan berita yang cukup menghebohkan. Berita tersebut datang dari dunia  kesehatan. Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi dalam programnya berencana melakukan sosialisasi penggunaan kondom bagi pelaku seks berisiko. Tentu saja rencana ini tak pelak menuai kontroversi dari semua kalangan tanpa terkecuali. Sosialisasi penggunaan kondom dianggap sebagai proses pelegalan seks bebas.
Kontroversi penggunaan kondom ini terus bergulir di semua kalangan, Kemarin ( 25 Juni ) Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi di panggil ke DPR olek Komisi IX. Pemangilan tersebut bertujuan untuk meminta Menteri Kesehatan mengklarifikasi kegiatan tersebut yang banyak menuai kontroversi dari semua kalangan. Sementara menurut beberapa kalangan kampanye penggunaan kondom yang dilakukan Menkes itu sangat disayangkan. Karena akan sangat mendorong kaum remaja melakukan hubungan bebas di luar nikah. Ini kan sudah tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Sosialisasi Kondom kepada khalayak umum sangatlah tidak baik, bukankah seharusnya Kementrian Kesehatan RI mensosialisasikan bahaya dari seks bebas tersebut, bukan malah mensosialisaikan penggunaan kondom. Hal tersebut secara tidak langsung adalah merupakan sikap dari melegalkan Seks Bebas.
Meskipun sosialisasi ini di tujukan kepada kalangan berisiko, dalam hal ini para pekerja seks dan pelanggan mereka, Tetap saja memberikan efek yang sangat buruk bagi masyarakat umum. Terlebih lagi dalam hal ini di kalangan remaja. Mereka cendrung berpikir pemerintah mendukung seks bebas dalam hal ini dapat di tempuh dengan menggunakan kondom. Konsepsi dan paradigma itulah yang kita khawatir tumbuh di kalangan masyarakat ataupun pemuda. Sosialisasi ini merupakan kebijakan Menteri kesehatan yang sangat tidak mengerti dengan kondisi negeri ini, Tanpa adanya sosialisasi kondom pun presentase seks bebas dan HIV / AIDS pun meningkat dari tahun ke tahun.


Sejarah Penggunaan Kondom
Menurut Collier menyebutkan penggunaan kondom diketahui tercatat di Asia sebelum abad ke-15. Saat itu biasa digunakan oleh kelas bangsawan. Di Cina, kondom dibuat dari kertas sutra yang diolesi minyak, atau ada juga yang dibuat dari usus kambing. Sedangkan di Jepang tercatat kondom kuno itu terbuat dari tempurung kura-kura atau tanduk hewan. Selain itu Penggunaan kondom untuk pencegahan penyakit diketahui dikembangkan oleh ahli kedokteran Italia di abad 16, Gabriele Fallopio. Kala itu Fallopio membuat kondom yang dideskripsikan sebagai kain kulit yang dibasahi cairan kimia dan kering sebelum penggunaan.
Berdasarkan Fakta sejarah etimologi nama kondom sendiri disebut berasal dari Inggris pada awal abad 18. Saat itu dikatakan ada "Dr Condom" atau "Earl of Condom", yang membuat alat kontrasepsi dari kulit hewan untuk Raja Charles II. Meski begitu, belum ditemukan data literatur atau data arkeologi yang mendukung kisah ini.

Kebijakan Yang Salah
Menteri kesehatan yang baru, Nafsiah Mboi melakukan gebrakan yang baru, dalam kurun masa kerja beliau yang boleh dikatakan sangat baru. Sosialisasi penggunaan kondom yang di canangkan dianggap berbahaya dan menuai kontroversi dari berbagai kalangan. Anggota DPR dari Fraksi PKS, Herlini Amran mengatakan Pemerintah melegalkan seks bebas ketika melaksanakan sosialisasi kondom. Menurut Herlini hal terpenting yang justru harus dilakukan Kementerian Kesehatan RI adalah mendorong penyusunan regulasi tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di seluruh daerah, bukan malah sosialisasi penggunaan kondom. Selain itu menurut Herlini kunci menurunkan angka aborsi pada 2,3 juta remaja itu bisa dilakukan dengan hal lain. Misalnya, sosialisasi program kesehatan reproduksi kepada remaja dan mengampanyekan larangan seks bebas di luar nikah. Pemerintah dinilai harus dapat bekerjasama lintas sektor berbagai lembaga pemerintah seperti Kemendikbud, Kemenag, BKKBN dan seluruh lapisan masyarakat.
Bahkan ketika kita mengkaji lebih jauh, alasan dari kemenkes melakukan sosialisasi kondom untuk mencegah HIV/ AIDS tidaklah sesuai, Hal tersebut terbukti seperti yang pernah di ungkap oleh salah seorang pencipta kondom M.Potts. Fakta lain di temukan dengan di lakukan sosialisasi kondom, Secara tidak langsung memberikan kemudahan akses kepada remaja untuk mendapatkan kondom sama saja dengan melegalkan seks bebas. Akibatnya, kampanye kondom akan semakin meningkatkan seks bebas, sesuai temuan Mark Schuster dari University of California. Mark Schuster menyimpulkan, setelah kampanye kondomisasi aktivitas seks bebas di kalangan pelajar naik dari 37 persen menjadi 50 persen. Angka yang sangat luar biasa..Sehingga kalau kita cermtai bersama, Sosialisai kondom sangatlah tidak sesuai. Program menteri Kesehatan harus di kaji ulang. Pemerintah harus lebih pandai dalam mencari solusi dari setiap masalah yang muncul, seperti halnya seks bebas. Sosialisasi kondom merupakan suatu kebiijakan yang salah… 
Share this article :

0 komentar:

KAMMI BABEL

Foto saya
Pengurus Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung. Berdiri Januari 2012 (belum satu tahun), terus bergerak untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Bangsa.

Anda Pengunjung ke


web counter