Tonnie Melfiansyah
Ketua Komisariat KAMMI Depati Amir Babel
*diterbitkan di koran Bangka Pos, Sabtu 30 Juni 2012
Kontroversi
penggunaan kondom ini terus bergulir di semua kalangan, Kemarin ( 25 Juni )
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi di panggil ke DPR olek Komisi IX. Pemangilan
tersebut bertujuan untuk meminta Menteri Kesehatan mengklarifikasi kegiatan
tersebut yang banyak menuai kontroversi dari semua kalangan. Sementara menurut
beberapa kalangan kampanye penggunaan kondom yang dilakukan Menkes itu sangat
disayangkan. Karena akan sangat mendorong kaum remaja melakukan hubungan bebas
di luar nikah. Ini kan sudah tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Sosialisasi
Kondom kepada khalayak umum sangatlah tidak baik, bukankah seharusnya
Kementrian Kesehatan RI mensosialisasikan bahaya dari seks bebas tersebut, bukan
malah mensosialisaikan penggunaan kondom. Hal tersebut secara tidak langsung
adalah merupakan sikap dari melegalkan Seks Bebas.
Meskipun
sosialisasi ini di tujukan kepada kalangan berisiko, dalam hal ini para pekerja
seks dan pelanggan mereka, Tetap saja memberikan efek yang sangat buruk bagi
masyarakat umum. Terlebih lagi dalam hal ini di kalangan remaja. Mereka
cendrung berpikir pemerintah mendukung seks bebas dalam hal ini dapat di tempuh
dengan menggunakan kondom. Konsepsi dan paradigma itulah yang kita khawatir
tumbuh di kalangan masyarakat ataupun pemuda. Sosialisasi ini merupakan
kebijakan Menteri kesehatan yang sangat tidak mengerti dengan kondisi negeri
ini, Tanpa adanya sosialisasi kondom pun presentase seks bebas dan HIV / AIDS
pun meningkat dari tahun ke tahun.
Sejarah Penggunaan Kondom
Menurut
Collier menyebutkan penggunaan kondom diketahui tercatat di Asia sebelum abad
ke-15. Saat itu biasa digunakan oleh kelas bangsawan. Di Cina, kondom dibuat
dari kertas sutra yang diolesi minyak, atau ada juga yang dibuat dari usus
kambing. Sedangkan di Jepang tercatat kondom kuno itu terbuat dari tempurung
kura-kura atau tanduk hewan. Selain itu Penggunaan kondom untuk pencegahan
penyakit diketahui dikembangkan oleh ahli kedokteran Italia di abad 16,
Gabriele Fallopio. Kala itu Fallopio membuat kondom yang dideskripsikan sebagai
kain kulit yang dibasahi cairan kimia dan kering sebelum penggunaan.
Berdasarkan
Fakta sejarah etimologi nama kondom sendiri disebut berasal dari Inggris pada
awal abad 18. Saat itu dikatakan ada "Dr Condom" atau "Earl of
Condom", yang membuat alat kontrasepsi dari kulit hewan untuk Raja Charles
II. Meski begitu, belum ditemukan data literatur atau data arkeologi yang
mendukung kisah ini.
Kebijakan Yang Salah
Menteri
kesehatan yang baru, Nafsiah Mboi melakukan gebrakan yang baru, dalam kurun
masa kerja beliau yang boleh dikatakan sangat baru.
Sosialisasi penggunaan kondom yang di canangkan dianggap berbahaya dan menuai
kontroversi dari berbagai kalangan. Anggota DPR dari Fraksi PKS, Herlini Amran mengatakan
Pemerintah melegalkan seks bebas ketika melaksanakan sosialisasi kondom. Menurut
Herlini hal terpenting yang justru harus dilakukan Kementerian Kesehatan RI
adalah mendorong penyusunan regulasi tentang pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di seluruh daerah, bukan malah sosialisasi penggunaan kondom. Selain
itu menurut Herlini kunci menurunkan angka aborsi pada 2,3 juta remaja itu bisa
dilakukan dengan hal lain. Misalnya, sosialisasi program kesehatan reproduksi
kepada remaja dan mengampanyekan larangan seks bebas di luar nikah. Pemerintah
dinilai harus dapat bekerjasama lintas sektor berbagai lembaga pemerintah
seperti Kemendikbud, Kemenag, BKKBN dan seluruh lapisan masyarakat.
Bahkan
ketika kita mengkaji lebih jauh, alasan dari kemenkes melakukan sosialisasi
kondom untuk mencegah HIV/ AIDS tidaklah sesuai, Hal tersebut terbukti seperti
yang pernah di ungkap oleh salah seorang pencipta kondom M.Potts. Fakta lain di
temukan dengan di lakukan sosialisasi kondom, Secara tidak langsung memberikan kemudahan
akses kepada remaja untuk mendapatkan kondom sama saja dengan melegalkan seks
bebas. Akibatnya, kampanye kondom akan semakin meningkatkan seks bebas, sesuai
temuan Mark Schuster dari University of California. Mark Schuster
menyimpulkan, setelah kampanye kondomisasi aktivitas seks bebas di kalangan
pelajar naik dari 37 persen menjadi 50 persen. Angka yang sangat luar biasa..Sehingga
kalau kita cermtai bersama, Sosialisai kondom sangatlah tidak sesuai. Program menteri
Kesehatan harus di kaji ulang. Pemerintah harus lebih pandai dalam mencari
solusi dari setiap masalah yang muncul, seperti halnya seks bebas. Sosialisasi
kondom merupakan suatu kebiijakan yang salah…
0 komentar:
Posting Komentar