Home » » Wanita Arsitek Peradaban Bangsa

Wanita Arsitek Peradaban Bangsa

Written By KAMMI BABEL on Jumat, 20 April 2012 | Jumat, April 20, 2012


Oleh : Shary
Anggota Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung
(Terbit di Harian Bangka Pos, Rabu 25 April 2012)



Apa yang terpikirkan oleh kita, ketika mendengar kata “wanita”, sosok makhluk halus, lemah dan suka menangis. Ataukah sosok yang indah menawan yang tak lepas dari segala perlengkapan make up, bedak, lipstik, serta asesoris lainnya ?. Pernahkah kita menoleh sebentar tentang sejarah wanita yang mampu menoreh sejarah kemajuan suatu bangsa.


         Berbicara wanita memang tidak pernah habisnya, masalah wanita sudah ada sejak kaum itu ada dipermukaan bumi ini. Tidak heran wanita selalu menjadi topik perbincangan. Menelusuri sedikit sejarah kaum wanita, kita ketahui bahwa dulu kedudukan seorang wanita dipandang rendah oleh bangsa-bangsa didunia baik bangsa Timur maupun Barat. Bangsa Romawi misalnya, yang menganggap wanita tidak lebih dari pemuas nafsu belaka atau dianggap sebagai perabotan rumah tangga yang apabila tidak layak dipakai maka akan dibuang menjadi barang tidak berharga. Bahkan seorang suami dapat membunuh istrinya jika mereka menghendaki. Begitu juga bangsa Yahudi yang menganggap wanita barang najis dan kotor. Sama halnya dengan bangsa Arab yang mengubur hidup-hidup bayi perempuan, karena dianggap anak perempuan membawa sial dan membuat malu suku dan keluarganya. Tak lebih di Indonesia, wanita Indonesia dulu tidak pernah mengecam pendidikan tinggi, menganggap bahwa pekerjaan wanita hanya di rumah seperti memasak, mengurus anak dan rumah itu sudah cukup. Sampai sekarang pun masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang melarang wanita untuk bebas keluar rumah pada umur tertentu, sering disebut juga dengan istilah dipingit.
            Meskipun dunia pernah menaruh coretan sejarah yang buruk tentang wanita, atau yang lebih tepat lagi kekacauan logika jahiliyah yang meletakkan wanita pada kedudukan nomor dua dan rendah. Namun tidak sedikit juga sejarah pernah mengukir kejayaan, serta kesuksesan seorang wanita. Siapa yang tak kenal dengan ratu Cleopatra yang dengan kekuasaannya mampu menguasai mesir. Ratu Victoria dari United Kingdom disepanjang sejarah mendapati julukan sitangan besi, dimana pada saat itu tidak hanya berpengaruh pada kerajaannya saja tapi juga memimpin kolonialisme Inggris diseluruh dunia sehingga Inggris menjadi Inggris Raya dengan daerah terbanyak jajahan pada abad ke 19. Empress Dowager Cixi adalah wanita paling berpengaruh di Cina sejak Ratu Wu Zetian pada abad ke 7. Kenyataannya dia wanita yang melampaui pendahulunya Zetian. Dia dikenal juga sebagia wanita paling ambisius dan pemimpin yang konservatif serta penentang pengaruh asing. Dari India kita kenal juga Indira Gandhi seorang Perdana Menteri India yang berhasil menuntaskan masalah kemiskinan pada masanya dan akhirnya ia meninggal terbunuh. Dari bidang sains hadir Marie Curie yang memenangkan Hadiah Nobel pada 1903 dan mendapat Nobel kedua pada 1911.
            Sejarah muslimah dunia yang juga terukir indah dengan tinta emas peradaban tidak terlewatkan. Sosok bunda Khodijah Radhiyallahu ‘Anha, seorang istri yang pertama kali mengakui Kenabian Rosulullah SAW, seorang entrepreneur kelas internasional yang merelakan hartanya dijalan dakwah. Tampil juga Aisyah sang Humairah (pipi kemerah-merahan), wanita jenius yang menguasai 3500 hadist dan ahli fiqih. Pada abad modern ini, pernahkah kita mendengar Ummu Muhammad yang mengantarkan ketiga cintanya jadi syuhada’. Disaat banyak perempuan yang belum mampu ditingggalkan orang-orang yang dicintaimya namun berbeda dengan Ummu Muhammad. Suami beserta 2 anaknya syahid di bom bardir Israel. Meskipun demikian tidak sedikitpun rasa kesedihan yang menghampiri dirinya. Dan dia pun berkata “Ini pemuliaan dari Allah, bukan musibah”. Tidak hanya itu tampil juga sosok wanita hebat dari tanah air kita Indonesia, Cut Nyak Dien, Cut Mutia, Malahayati, Dewi Sartika, serta yang tak pernah terlupakan wanita revolusioner Indonesia RA Kartini yang terkenal dengan salah satu karyanya Habis Gelap Terbitlah Terang. Ungkapan itu sebenarnya diambil dari petikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu Minadz Dzulumaati IlanNuur  (dari kegelapan menuju cahaya) yang terdapat pada Q.S. Al-Baqarah 257. Ini merupakan secuil contoh wanita-wanita hebat pelukis sejarah peradaban.
            Berkaca dari itu semua sepak terjang seorang wanita memiliki peran penting pembangunan peradaban bangsa. Mengapa tidak ? apabila rusak wanitanya maka hancur lah suatu negara, karena berbicara wanita berkaitan erat dengan berbicara akhlak. “Wanita adalah tiang negara. Apabila wanitanya baik maka baiklah negaranya dan bila rusak wanitanya maka rusaklah negaranya.” (Hadis).
            Kebanyakan cerminan wanita sekarang ini sudah jauh dari apa yang sebenarnya menjadi kodrat wanita itu sendiri. Konsep emansipasi yang dilakukan sudah melampaui batas, bahkan sering kebablasan. Penuntutan persamaan gender serta asas feminisme bergaung keras hingga sampai keplosok negeri ini. Seakan bertolak belakang dari apa yang menjadi cita-cita tertinggi seorang Kartini. Meskipun begitu tidak menutup wanita untuk berkiprah diranah publik, baik menjadi seorang guru, dosen, wirausaha, pengacara, maupun serorang politikus sekalipun. Konsep tawazun (keseimbangan) menjadi salah faktor penting yang menjadikan wanita mampu menjalani aktifitasnya baik ranah publik maupun keluarga. Sehingga tidak terdengar lagi kasus anak-anak yang terlibat narkoba serta free sex akibat tidak pernah tersentuh asuhan seorang ibu karena si ibu sibuk dengan kariernya.
            Peningkatan kualitas bagi wanita merupakan hal urgen yang harus dilakukan wanita, baik dari segi ilmu, skill, inovasi, serta perbaikan akhlak untuk menjadi lebih baik lagi. Memaksimalkan potensi yang ada, dengan semangat dan etos kerja yang tinggi. Seorang wanita haruslah memiliki kepribadian dan karakter yang kuat. Pembinaan ruhiyah, jasadiyah serta fikriyahpun harus dilakukan secara seimbang dalam pemberdayaan potensi diri. Nantinya dapat diaktualisasikan kedalam sebuah keluarga untuk membangun masyarakat yang berperadaban. Bayangkan saja apa yang terjadi jika tidak ada seorang ibu yang mampu mengajarkan anak-anaknya untuk menjadi manusia yang berperadaban, tidak ada lagi istri yang mampu mendampingi suaminya menjadi pemimpin yang berperadaban. Akankah lahir para tokoh-tokoh peradaban dunia jika tidak dari asuhan tangan seorang ibu.
            Para kaum wanita sesungguhnya engkau adalah arsitek peradaban. Yang mampu mendesain kontruksi sebuah peradaban apa yang diinginkan. Kalian mampu memberi warna dalam kehidupan. Dibalik senyummu terdapat keteduhan, dibalik tutur lembut mu terdapat ketenangan, dibalik sentuhan mu terdapat sebuah perubahan.
So Be The Best Girl, Be The Best Woman, & Be The Best Wife…!!!!
Wahai Saudariku, kita telah banyak menikmati hidup ini, telah berapa tahun waktu yang kita lewati, badan yang sehat telah kita nikmati, rizki yang cukup telah kita rasakan, ilmu yang memadai telah tersimpan, dan banyak lagi yang seharusnya kita ungkapkan sebagai wujud syukur kita kepada kekasih dambaan. Sekarang saatnya kita berbuat, untuk memperkuat barisan ummat, menepis semua penghujat, tampil ke medan juang sebagai penyelamat.”
Almh. Ustadzah Yoyo Yusroh,
( Politikus serta Ibunda dari 13 Anak Penghapal Al-Qur’an)  

Share this article :

0 komentar:

KAMMI BABEL

Foto saya
Pengurus Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung. Berdiri Januari 2012 (belum satu tahun), terus bergerak untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Bangsa.

Anda Pengunjung ke


web counter