Oleh : Shary
Anggota Komisariat KAMMI Depati
Amir Bangka Belitung
(Terbit di Harian Bangka Pos, Rabu 25 April 2012)
(Terbit di Harian Bangka Pos, Rabu 25 April 2012)
Apa yang terpikirkan oleh kita, ketika mendengar kata “wanita”, sosok makhluk halus, lemah dan suka menangis. Ataukah sosok yang indah menawan yang tak lepas dari segala perlengkapan make up, bedak, lipstik, serta asesoris lainnya ?. Pernahkah kita menoleh sebentar tentang sejarah wanita yang mampu menoreh sejarah kemajuan suatu bangsa.
Berbicara wanita memang tidak pernah habisnya, masalah wanita sudah ada sejak kaum itu ada dipermukaan bumi ini. Tidak heran wanita selalu menjadi topik perbincangan. Menelusuri sedikit sejarah kaum wanita, kita ketahui bahwa dulu kedudukan seorang wanita dipandang rendah oleh bangsa-bangsa didunia baik bangsa Timur maupun Barat. Bangsa Romawi misalnya, yang menganggap wanita tidak lebih dari pemuas nafsu belaka atau dianggap sebagai perabotan rumah tangga yang apabila tidak layak dipakai maka akan dibuang menjadi barang tidak berharga. Bahkan seorang suami dapat membunuh istrinya jika mereka menghendaki. Begitu juga bangsa Yahudi yang menganggap wanita barang najis dan kotor. Sama halnya dengan bangsa Arab yang mengubur hidup-hidup bayi perempuan, karena dianggap anak perempuan membawa sial dan membuat malu suku dan keluarganya. Tak lebih di Indonesia, wanita Indonesia dulu tidak pernah mengecam pendidikan tinggi, menganggap bahwa pekerjaan wanita hanya di rumah seperti memasak, mengurus anak dan rumah itu sudah cukup. Sampai sekarang pun masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang melarang wanita untuk bebas keluar rumah pada umur tertentu, sering disebut juga dengan istilah dipingit.
Meskipun
dunia pernah menaruh coretan sejarah yang buruk tentang wanita, atau yang lebih
tepat lagi kekacauan logika jahiliyah yang meletakkan wanita pada kedudukan
nomor dua dan rendah. Namun tidak sedikit juga sejarah pernah mengukir
kejayaan, serta kesuksesan seorang wanita. Siapa yang tak kenal dengan ratu
Cleopatra yang dengan kekuasaannya mampu menguasai mesir. Ratu Victoria dari
United Kingdom disepanjang sejarah mendapati julukan sitangan besi, dimana pada
saat itu tidak hanya berpengaruh pada kerajaannya saja tapi juga memimpin
kolonialisme Inggris diseluruh dunia sehingga Inggris menjadi Inggris Raya
dengan daerah terbanyak jajahan pada abad ke 19. Empress Dowager Cixi adalah
wanita paling berpengaruh di Cina sejak Ratu Wu Zetian pada abad ke 7.
Kenyataannya dia wanita yang melampaui pendahulunya Zetian. Dia dikenal juga
sebagia wanita paling ambisius dan pemimpin yang konservatif serta penentang
pengaruh asing. Dari India kita kenal juga Indira Gandhi seorang Perdana
Menteri India yang berhasil menuntaskan masalah kemiskinan pada masanya dan
akhirnya ia meninggal terbunuh. Dari bidang sains hadir Marie Curie yang
memenangkan Hadiah Nobel pada 1903 dan mendapat Nobel kedua pada 1911.
Sejarah
muslimah dunia yang juga terukir indah dengan tinta emas peradaban tidak
terlewatkan. Sosok bunda Khodijah Radhiyallahu ‘Anha, seorang istri yang
pertama kali mengakui Kenabian Rosulullah SAW, seorang entrepreneur kelas
internasional yang merelakan hartanya dijalan dakwah. Tampil juga Aisyah sang
Humairah (pipi kemerah-merahan), wanita jenius yang menguasai 3500 hadist dan
ahli fiqih. Pada abad modern ini, pernahkah kita mendengar Ummu Muhammad yang
mengantarkan ketiga cintanya jadi syuhada’. Disaat banyak perempuan yang belum
mampu ditingggalkan orang-orang yang dicintaimya namun berbeda dengan Ummu
Muhammad. Suami beserta 2 anaknya syahid di bom bardir Israel. Meskipun
demikian tidak sedikitpun rasa kesedihan yang menghampiri dirinya. Dan dia pun
berkata “Ini pemuliaan dari Allah, bukan musibah”. Tidak hanya itu tampil juga
sosok wanita hebat dari tanah air kita Indonesia, Cut Nyak Dien, Cut Mutia, Malahayati, Dewi Sartika, serta
yang tak pernah terlupakan wanita revolusioner Indonesia RA Kartini yang
terkenal dengan salah satu karyanya Habis
Gelap Terbitlah Terang. Ungkapan itu sebenarnya diambil dari petikan firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu Minadz Dzulumaati IlanNuur
(dari kegelapan menuju cahaya) yang terdapat pada Q.S. Al-Baqarah 257.
Ini merupakan secuil contoh wanita-wanita hebat pelukis sejarah peradaban.
Berkaca dari itu semua sepak terjang
seorang wanita memiliki peran penting pembangunan peradaban bangsa. Mengapa tidak
? apabila rusak wanitanya maka hancur lah suatu negara, karena berbicara wanita
berkaitan erat dengan berbicara akhlak. “Wanita
adalah tiang negara. Apabila wanitanya baik maka baiklah negaranya dan bila
rusak wanitanya maka rusaklah negaranya.” (Hadis).
Kebanyakan cerminan wanita sekarang
ini sudah jauh dari apa yang sebenarnya menjadi kodrat wanita itu sendiri.
Konsep emansipasi yang dilakukan sudah melampaui batas, bahkan sering
kebablasan. Penuntutan persamaan gender serta asas feminisme bergaung keras
hingga sampai keplosok negeri ini. Seakan bertolak belakang dari apa yang
menjadi cita-cita tertinggi seorang Kartini. Meskipun begitu tidak menutup
wanita untuk berkiprah diranah publik, baik menjadi seorang guru, dosen,
wirausaha, pengacara, maupun serorang politikus sekalipun. Konsep tawazun (keseimbangan) menjadi salah
faktor penting yang menjadikan wanita mampu menjalani aktifitasnya baik ranah
publik maupun keluarga. Sehingga tidak terdengar lagi kasus anak-anak yang
terlibat narkoba serta free sex akibat tidak pernah tersentuh asuhan seorang
ibu karena si ibu sibuk dengan kariernya.
Peningkatan
kualitas bagi wanita merupakan hal urgen yang harus dilakukan wanita, baik dari
segi ilmu, skill, inovasi, serta
perbaikan akhlak untuk menjadi lebih baik lagi. Memaksimalkan potensi yang ada,
dengan semangat dan etos kerja yang tinggi. Seorang wanita haruslah memiliki
kepribadian dan karakter yang kuat. Pembinaan ruhiyah, jasadiyah serta fikriyahpun
harus dilakukan secara seimbang dalam pemberdayaan potensi diri. Nantinya dapat
diaktualisasikan kedalam sebuah keluarga untuk membangun masyarakat yang
berperadaban. Bayangkan saja apa yang terjadi jika tidak ada seorang ibu yang
mampu mengajarkan anak-anaknya untuk menjadi manusia yang berperadaban, tidak ada
lagi istri yang mampu mendampingi suaminya menjadi pemimpin yang berperadaban.
Akankah lahir para tokoh-tokoh peradaban dunia jika tidak dari asuhan tangan
seorang ibu.
Para kaum wanita sesungguhnya engkau
adalah arsitek peradaban. Yang mampu mendesain kontruksi sebuah peradaban apa
yang diinginkan. Kalian mampu memberi warna dalam kehidupan. Dibalik senyummu
terdapat keteduhan, dibalik tutur lembut mu terdapat ketenangan, dibalik
sentuhan mu terdapat sebuah perubahan.
So
Be The Best Girl, Be The Best Woman, & Be The Best Wife…!!!!
“Wahai Saudariku, kita telah banyak menikmati hidup ini,
telah berapa tahun waktu yang kita lewati, badan yang sehat telah kita nikmati,
rizki yang cukup telah kita rasakan, ilmu yang memadai telah tersimpan, dan
banyak lagi yang seharusnya kita ungkapkan sebagai wujud syukur kita kepada
kekasih dambaan. Sekarang saatnya kita berbuat, untuk memperkuat barisan ummat,
menepis semua penghujat, tampil ke medan juang sebagai penyelamat.”
Almh. Ustadzah Yoyo Yusroh,
0 komentar:
Posting Komentar