Jaya Jailani
Sekretaris Jenderal Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka
Belitung
“Seakan menjadi ritual yang sakral, momentum hasil
kelulusan tahun ini berhasil menyita perhatian masyarakat diseluruh pelosok
negeri ini”. Dengan jantung yang tak henti-hentinya bergendang, Seluruh
siswa-siswi SMA sederajat di negeri ini, akhirrnya dapat melihat hasil
pembelajaran yang mereka lakukan selama 3 tahun tersebut. Ujian Nasional(UN)
yang mereka lakukan beberapa bulan yang lalu, sangat mempunyai andil besar
dalam faktor kelulusan yang telah mereka torehkan.
Kontoversi tentang pelaksanaan UN ini pun, masih
melayang-layang di dunia pendidikan ibu pertiwi. Dalam waktu beberapa hari
pelaksanaan UN, masih banyak sekali yang harus di benahi. Mulai dari faktor
psikologis peserta UN yang tidak siap dalam menghadapi UN, sampai faktor
kecurangan dalam pengisian soal UN.
Tidak adil memang, dengan pelaksanaan UN yang tidak lebih
dari satu minggu, sangat mempengaruhi faktor kelulusan remaja putih abu-abu ibu
pertiwi. Padahal mereka telah susah payah menjalankan sekolah selama 3 tahun di
SMA. Yah…beginilah ketetapan sistem pendidikan di negeri ini. Meski begitu,
tidak mematahkan semangat mereka untuk tetap berusaha dan berdoa, agar dapat
meraih hasil yang terbaik.
UN yang dilaksanakan serentak diseluruh Indonesia pada
tanggal 16 apri lalu, seakan menjadi super hero bagi kelulusan yang mereka raih
saat ini. Perjuangan dan pengorbanan yang disertai dengan tetesan keringat,
selalu setia menemani mereka selama 3 tahun mengenyam pendidikan tingkat sekolah
menengah atas. kini semua itu telah berakhir dan menjadi pengalaman yang tidak
akan pernah dilupakan.
Padahal, sebelum hasil kelulusan dipubllikasikan, mereka
terhenti dalam suatu keadaan yang resah. Pertanyaan yang selalu menghantui
fikiran mereka adalah, Lulus? Atau tidak Lulus? Kata-kata itu Selalu membayangi
mereka kemanapun mereka pergi. Lulus? Atau tidak Lulus? Selalu menjadi buah
fikir yang sulit untuk di hilangkan. Akan tetapi semuanya terjawab oleh sang
waktu, dan saatnya menurunkan jangkar untuk fokus ke satu komitmen.
Ketika Lulus SMA, mereka akan dihadapi oleh tiga pilihan.
Pilihan yang pertama adalah mereka harus menyiapkan bekal untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, agar semakin terbukanya peluang
demi menggapai cita-citanya. Pilihan yang kedua adalah mereka yang memutuskan
untuk bekerja, agar lebih cepat dalam menikmati buah dari hasil kelulusan
tersebut. Dan pilihan yang ketiga adalah mereka yang selalu bernostalgia dalam
pencarian jejak kehidupan(pengangguran), sehingga hanya dapat menghasilkan
penantian-penantian yang tidak akan pernah pasti.
Dari sinilah, saatnya menaikkan jangkar kembali untuk
menyeberangi samudera-samudera yang dipenuhi oleh hujan lebat dan disertai
badai. Hujan dan badai tersebut akan sangat mudah dilalui, jika prinsip tekat
dan prinsip semangat telah marasuk kedalam jiwa. ‘Tekat’, tanpa ‘Semangat’,
bagaikan kertas yang dibakar, hingga menjadi abu yang tak berguna. Sama halnya
dengan ‘Semangat’ tanpa ‘Tekat’, hanya akan menjadi hayalan belaka. Jika telah
memiliki prinsip tekat dan semangat, akan lebih mudah untuk mengarungi samudera
dunia ini, sekalipun hantaman hujan dan badai silih berganti untuk
menghancurkan kapal yang kita tunggangi.
Perjuangan akan menjadi proses demi meraih kesuksesan. Perjuangan
akan lebih seimbang jika bersanding dengan pengorbanan. Jika perjuangan dan
pengorbanan telah bersatu, yakinlah kesuksesan akan terasa mudah untuk dicapai.
Kesuksesan juga akan terasa sempurna, jika sikap istiqomah selalu menjadi jalan
penentu untuk menurunkan jangkar yang telah lama beristirat di atas kapal.
Kapal-kapal yang berhasil membelah lautan samudera,
hanyalah kapal-kapal yang terbaik dan mempunyai persiapan yang matang untuk
berlabuh. Kapal-kapal yang tidak memiliki layar, akan tenggelam oleh lautan
samudera, dan bahkan bangkainya pun tidak dapat ditemukan. Begitulah persaingan
dalam memperebutkan tujuan yang sama. Hanya akan ada satu tempat yang tersedia.
Negeri ini telah banyak menemukan kapal-kapal yang terapung
di pertengahan samudera yang bergelombang tinggi, hingga kapal-kapal itu
menjadi hancur diterpa oleh ganasnya angin dan badai. Kapal-kapal itu tidak
mampu untuk melanjutkan perjalanannya lebih jauh lagi, karena sebagian layarnya
yang rapuh telah tersapu oleh ombak di samudra. Sebagian pengemudinya tidak
mempunyai navigator-navigator yang bisa diandalkan lagi, akibat kompasnya yang
rusak.
Sementara disamudera belahan bumi yang lain, sangat sedikit
ditemukan kapal-kapal yang terhenti di tengah samudra, itu dikarenakan
kapal-kapal tersebut memiliki persiapan yang matang, hingga sampai ke tempat
pelabuhan yang sejahtera. Kenapa kapal-kapal mereka kebanyakan berhasil
menyebrangi samudra yang luas? Itu dikarenakan mereka telah menerapkan prinsip
tekat dan prinsip semangat sebelum melakukan pelayaran yang jauh.
Jadilah satu, dari sekian juta kapal yang terbentang luas
di samudera. Dan jadilah yang pertama, dalam memperebutkan tempat utama.
Badai-badai yang mencoba menghalang, dapat dengan mudah di taklukkan, asalkan
memiliki tekat dan semangat juang yang membaja. Tunjukan kepada dunia, bahwa
kapal-kapal buatan indonesia adalah yang terbaik.
Lulusan-lulusan terbaik, kini telah dinanti-nanti oleh ibu
pertiwi. Masa depan yang menjadi landasan hidup, gerbangnya telah terbuka.
Namun setiap perjalan hidup, akan tersaji ujian dan cobaan yang harus dilalui.
Banyak mereka yang berhasil dalam bertempur dengan ujian dan cobaan
hidup. Yang tak kalah banyaknya lagi, mereka yang gugur dalam pertempuran
melawan ujian dan cobaan hidup. Mereka yang berhasil akan menjadi calon-calon
pemimpin tanah air. Tapi, mereka yang gugur akan menjadi orang-orang yang
selalu terpimpin dalam hidupnya.
Masa depan bangsa ada dipundak generasi-generasi yang
berkulitas. Pikullah dengan mengatas namakan tumpah darah dan integeritas
bangsa. Kini pilihan ada di tangan kita masing-masing. Ingin menjadi orang yang
memimpin? Atau ingin menjadi orang yang terpimpin? Jawabannya ada di sanubari
kita masing-masing. Indonesia masih memiliki harapan untuk diperbaiki. Dan
harapan itu ada di tangan generasi penerus bangsa. Semoga indonesia menciptakan
lulusan yang berkulitas.
0 komentar:
Posting Komentar