Jaya Jailani
Sekjend Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung
Diterbitkan di Harian Babel Pos, Sabtu 19 Mei 2012 dengan Judul Komunikasi Massa
Diterbitkan di Harian Babel Pos, Sabtu 19 Mei 2012 dengan Judul Komunikasi Massa
Indonesia dikenal
sebagai negeri yang ramah, berbudaya, dan memiliki keanekaragaman bahasa.
Sebagai negeri yang memiliki kearifan lokal dalam pembahasaan, negeri yang
tercatat oleh UNESCO sebagai negeri yang
banyak menciptakan karya seni dan budaya sebagai warisan budaya dunia ini pun, begitu disanjung-sanjung oleh dunia
karena tuturan bahasanya yang lemah lembut dan sopan.
Sebagai alat komunikasi, Bahasa tentu saja melahirkan berbagai macam tatacara dalam penyampaiannya. Mulai dari logat penyampaiannya, sampai dengan tingkat kesulitan dalam pemahaman suatu bahasa. Bahasa yang dipahami oleh sebagian banyak orang adalah bahasa resmi yang dalam tuntutan pembelajarannya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Sebagai alat komunikasi, Bahasa tentu saja melahirkan berbagai macam tatacara dalam penyampaiannya. Mulai dari logat penyampaiannya, sampai dengan tingkat kesulitan dalam pemahaman suatu bahasa. Bahasa yang dipahami oleh sebagian banyak orang adalah bahasa resmi yang dalam tuntutan pembelajarannya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Terlepas dari segala
ruang lingkup dalam pembahasaan tentang bahasa, sebenarnya bahasa yang paling
mudah dipahami adalah bahasa yang sederhana dalam penyampaiannya. Dengan
tuturkata yang Sopan dan lemah lembut. Bahasa yang seperti ini dijamin
akan membuat orang lebih mudah dalam memahami apa yang disampaikan
orang lain terhadap dirinya.
Bahasa erat kaitannya
dengan karakter diri seseorang. Karakter yang baik akan menghasilkan bahasa
yang baik pula, begitupun sebaliknya jika karakter diri seseorang buruk, maka
akan menghasilkan bahasa yang buruk pula. Bahasa yang memiliki karakter baik,
akan selalu dihargai dan dihormati oleh siapa saja, baik yang muda hingga yang
tua sekalipun, akan selalu merasakan karismatik yang positif dari bahasa yang
berkarakter baik.
Ketika kita ingin
menilai karakter diri seseorang, yang menjadi barometernya adalah bahasa yang
ia sampaikan dan bagaimana cara ia menyampaikannya. Dalam konteks pandangan
penilaian terhadap karakter orang lain. Bahasa yang lemah lembut dan Sopan,
akan terdengar indah hingga kita ikut tersugesti dalam keindahan bahasa
tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika kita mendengar bahasa yang kasar, kuat
dan keras. Akan terdengar dongkol hingga
indera pendengaran kita menjadi begitu panas.
Seorang praktisi hipnosis
bisa dengan baik mengolah bahasa-bahasanya yang kita kenal sebagai sugesti.
Sesaat saja, orang yang merasa masuk kedalam sugesti yang disampaikannya, akan
mengalami imajinasi yang sesuai dengan sugesti-sugestinya. Orang tersebut dapat
dengan mudah dikendalikan sesuai kehendaknya. Hal ini sebenarnya dapat dengan
mudah kita pelajari, tentunya dengan belajar rutin untuk mengolah bahasa dengan
baik dan benar.
Bahasa yang bebasis
sugesti adalah bahasa yang tertata dengan baik dan mengeluarkan tutur kata yang
baik pula. Sesuai dengan ranah yang menjadi landasannya untuk mengatur sebuah
tata cara penyampaian. Sugesti yang baik, akan menghasilkan dampak positif bagi
pendengarnya, begitupun sebaliknya. Hal ini bisa kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari, tentunya dengan menguasai suatu bahasa atau sugesti, yang dapat
menciptakan motivasi-motivasi yang baik dan bisa bermanfaat bagi orang
disekitar.
Sebagai makhluk sosial,
seharusnya Manusia berinteraksi dengan Manusia lainnya menggunakan bahasa Manusia.
Tetapi kenyataannya tidak demikian, begitu sering kita mendengar bahasa-bahasa
yang tidak pantas diucapkan dalam berkomunikasi kepada orang lain. Tidak hanya
masyarakat umum saja dalam menggunakan bahasa yang jauh dari keSopanan, tapi
para pemimpin yang kita hormati juga tak jarang menggunakan bahasa yang tidak
pantas bahkan lebih dari itu. Dari
pejabat eksekutif, legislatif maupun yudikatif semuanya telah
tekontaminasi kedalam bahasa yang tak bermoralitas
Bahasa-bahasa yang
seharusnya tidak pantas untuk diucapkan kini menjadi bahasa sehari-hari dan
sudah menjadi kebiasaan yang tidak dapat ditinggalkan lagi. Bahasa yang demikian, seakan menjadi budaya yang
melekat dan tidak bisa lagi untuk dihilangkan, dari fenomena masyarakat dan
pejabat kita dinegeri ini. Padahal, bahasa atau ucapan dalam penyampaian
seseorang adalah salah satu elemen penting dalam karakter Moralitas.
Bahasa yang Sopan akan
menciptakan sahabat-sahabat yang Sopan pula, tapi bahasa yang kasar dan keras
akan menciptakan sahabat-sahabat yang keras dan kasar pula. Semua tergantung kepada
diri kita masing-masing, apakah ingin menjadi karakter diri sebagai contoh? atau menjadikan karakter diri sebagai
pembuat kekacauan?
Sopan adalah bahasa
terindah yang diciptakan oleh Allah untuk digunakan Manusia sebagaimana
mestinya. Dengan keSopananlah manusia dihormati
dan dihargai. Percaya atau tidak? Sopan akan mengalahkan harta dan kedudukan seseorang.
Bahkan sopan menjadi barometernya moralitas. Jika kita selalu membudayakan sopan
baik berkomunikasi, beraktivitas, dan berpenampilan, yakinlah kita akan menjadi
sesosok figur yang akan selalu dirindukan dan dikenang sepanjang masa.
Bayangkan saja, jika
prilaku Sopan dapat diterapkan dengan baik di negeri kita ini. Semua orang
tidak akan mengalami krisis kepercayaan terhadap orang lain. Sopan dalam
prilaku tidak akan menimbulkan kerusuhan, tapi akan menciptakan tenggang rasa
di antara sesama. Sopan dalam sifat tidak akan membuahkan fitnah, tapi akan
selalu menjadi orang yang dibutuhkan.
Dengan sopan kita dapat
menjadi karakter percontohan. Dengan sopan pula kita akan memiliki karakter
yang dibanggakan. Sekejap saja, sopan dapat merubah keadaan yang suram, menjadi
keadaan yang riang. Sopan mengutamakan Akhlak bukan Ria’. Sopan tidak
tergantung pada keadaan, tetapi keadaanlah yang bergantung pada kesopanan.
Tunjukan bahwa sopan
sebagai pembeda bahasa, Sopan diciptakan untuk mengartikan sebuah bahasa, agar
tercipta menjadi bahasa yang indah. Bahasa Sopan jelas memilki karakter yang
jauh berbeda dengan bahasa yang antah berantah. Dengan Sopan, moralitas menjadi
karakter yang diprioritaskan.
Budayakan sopan sebagai
bahasa wajib yang harus diterapkan, agar menumbuhkan moralitas yang baik.
Jadikan sopan sebagai acuan dalam membenahi Moral-moral yang rusak. Kalau bukan
di kita yang memulai sopan, siapa lagi yang kita harapkan? jadilah arsitek-arsitek
pembenah Moralitas. Semua ini belum terlambat selagi kita mempunyai niat untuk
berobat dan bertobat.
0 komentar:
Posting Komentar