Home » » Pendidikan Berkualitas VS Pendidikan Nepotis

Pendidikan Berkualitas VS Pendidikan Nepotis

Written By KAMMI BABEL on Jumat, 04 Mei 2012 | Jumat, Mei 04, 2012


JAYA JAILANI
Sekretaris Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung


Pendidikan diciptakan untuk membentuk karakter terbina cerdas. Begitupun dengan tujuan pendidikan di suatu bangsa, yaitu untuk mengcerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini lah yang menjadi acuan pemerintah di negri ini untuk mewajibkan setiap warga negaranya agar memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas. Pendidikan yang berkualitas dianggap penting untuk mensejahterakan rakyat, karena dari rahimnya pendidikan yang berkualitaslah lahirnya figur-figur yang cerdas hingga membawa bangsa dan Negara menjadi lebih baik.

Pentingnya kualitas pendidikan menjadi prioritas ibu pertiwi agar dapat menciptakan anak-anaknya  yang diharapkan dapat membangun bangsa. Tapi manakah yang lebih diprioritaskan, antara pendidikan yang bekualitas dengan pendidikan yang Nepotis?
Pendidikan yang berkualitas, dapat dinilai dari segala kemampuan yang ditunjukan oleh calon peserta didik agar dapat memenuhi segala yang dibutuhkan oleh standart pendidikan tersebut.  Sedangkan pendidikan yang Nepotis beranggapan, segala yang dibutuhkan oleh standart pendidikan hanyalah suatu formalitas belaka dan dapat diperoleh dengan harga murah. Itulah realita pendidikan di negeri ini, pendidikan apapun dinegeri ini dapat diperoleh dengan mudah, asalkan dapat mempertebal kantong-kantong individu yang tidak professional, atau dapat memperolehnya dengan istilah titipan.
Pendidikan di Indonesia sudah lama dikenal dengan pendidikan yang Nepotis, pendidikan yang mengatas namakan harta dan kedudukan itu dapat dengan mudah memperdaya pendidikan yang sekarang dinilai abu-abu dalam mempertahankan kualitas pendidikan.
Begitu banyak orang-orang yang berjuang, berkorban dan berkopetensi untuk memperoleh pendidikan yang diinginkannya, tapi sebanyak itu pula yang gugur begitu saja tanpa sedikitpun meninggalkan jejak bagi mereka yang telah rela mengeluarkan darah, kringat dan air mata hingga tak sedikit yang menjadi putus asa. Inilah akibat kesalahan sistem pendidikan yang lebih memprioritaskan harta dan kedudukan, bagaimana jadinya jika semua calon-calon penerus bangsa terus diwarisi budaya-budaya yang jauh dari kejujuran.
Berbicara masalah kejujuran berarti berbicara tentang kepercayaan, kejujuran dapat dipercaya jika terbukti mendapatkan hasil yang terbaik. Tetapi paradigma masyarakat sekarang sangatlah kental dengan keragu-raguan, hal ini dilandasi oleh adanya indikasi-indikasi yang merusak nilai kejujuran, salah satunya dengan memberdayakan budaya  Nepotisme.
  Pendidikan yang sekarang menjadi unggulan pun mulai dipertanyakan status keunggulannya. Pemerintah dengan bangganya menamakan suatu pendidikan tertentu dengan status pendidikan unggulan, padahal semakin tingginya tingkatan dan status pendidikan di negeri ini, semakin banyak yang harus dikoreksi dan di pertanyakan.
Pendidikan yang diinginkan bangsa ini adalah pendidikan yang layak dan mutlak menerapkan sistem dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan adil tanpa memandang suatu kekayaan ataupun kedudukan. Pemerintah dianggap gagal dalam menyetarakan pendidikan di bangsa ini.
Sungguh besar harapan dan cita-cita anak bangsa dalam mendapatkan pendidikan yang terbaik yang diinginkannya, sekalipun orang tuanya adalah seorang kuli atau buruh. Namun harapan dan cita-cita itu semakin sulit digapai akibat banyaknya titipan-titipan yang harus ditampung.
Mungkinkah harapan dan cita-cita itu dapat berubah menjadi peradaban yang melahirkan pendidikan yang berkualitas?
Sanggupkah pendidikan yang Berkualitas dapat mengalahkan pendidikan yang Nepotis?
Jawabannya ada di seluruh rakyat dan pemeritah untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Bagaimana pun kita membutuhkan pendidikan berkualitas yang sarat akan kejujuran, bukan pendidikan antah berantah yang sarat akan Nepotis. Karena pendidikan yang jujur dan berkualitas akan menciptakan figur-figur yang dirindukan ibu pertiwi untuk dapat membangun bangsa dan mensejahterakan Rakyat.

Share this article :

0 komentar:

KAMMI BABEL

Foto saya
Pengurus Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung. Berdiri Januari 2012 (belum satu tahun), terus bergerak untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Bangsa.

Anda Pengunjung ke


web counter