Tonnie Melfiansyah
Ketua Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung
Beberapa pekan yang lalu, senter terdengar
kontroversi kedatangan Lady Gaga. Penyanyi yang berasal dari amerika serikat
berencana akan konser di Jakarta. Kedatangan lady gaga di Indonesia menuai
beberapa kontroversi dari berbagai kalangan. Banyak kalangan yang memprotes
kedatangan Lady gaga Merupakan Ancaman bagi kebudayaan bangsa Indonesia yang
berdampak langsung kepada moral Bangsa ini.
Bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa
yang ber budaya timur seakan tergoncang dengan kehadiran Lady Gaga. Berbagai
sikap dan pernyataan datang dari berbagai pihak baik dari MUI ( Majelis Ulama
Indonesia ) dan berbagai ormas islam. Tidak hanya di Indonesia, Kontroversi dan
protes dating dari berbagai Negara Asia, Seperti contoh di seoul korea selatan.
Kedatangan Lady Gaga juga menuai protes dari kalangan umat Kristen karena di
nilai menghina ajaran agama Agama Kristen dan dianggap sesat.
Setelah menuai kontroversi selama dua minggu,
Penyanyai yang bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini akhirya
memutuskan tidak jadi tampil di Indonesia.keamanan yang menjadi Alasan utama di
batalkan nya konser tersebut.Bagi sebagian kalangan, dengan dibatalkannya konser
Lady Gaga adalah sesuatu kebahagian tetapi tidak sedikit juga orang yang kecewa
atass pembatalan tersebut.
Masalah Lady Gaga setidaknya sudah berakhir,
Kontroversi kedatangan Lady Gaga telah berakhir seiring dengan di batalkannya
konser di Indonesia. Tetapi Masalah yang kita hadapi saat ini yang berkaitannya
dengan moral dan kebudayaan bangsa ini tidak hanya itu. Ada salah satu masalah
yang kita hadapi saat ini yaitu “ Dekadensi Moral Remaja”.
Dekadensi berasal dari kata dekaden yang berarti
keadaan merosot dan mundur dan moral atau akhlak. Dengan demikian, dekadensi
moral merupakan atau bermakna kondisi moral yang merosot / jatuh atau sementara
mengalami kemunduran. Kemunduran dan kemorosatan yang terus menerus sengaja
atapun tidak sengaja terjadi serta sulit untuk diangkat atau diarahkan menjadi
seperti keadaan semula atau sebelumnnya.
Kemorosatan ( dekadensi ) moral remaja saat
ini sangat memprihatikan. Di berbagai banyak daerah sering kita mendengar dari
mulai bentrok, pemakain Narkoba, curanmor dan lainnya. Yang notabene pelakunya
adalah remaja. Sungguh ironis kalau kita melihat kondisi remaja saat ini.
Dimana kalau kita melihat posisi meraka dalam bangsa ini, diharapkan sebagai
generasi penerus yang pada konsep adalah generasi yang menerima estapet
kepemimpinan negeri ini.
Remaja berasal dari kata latin adolensence
yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai
arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik (Hurlock, 1992). Secara klasifikasi penggolongan usia, sebenarna remaja
tidak memiliki tempat yang khusus. karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa ataupun tua. Masa remaja yang
juga sering disebut masa peralihan, yang prosenya ditempuh oleh seseorang dari
kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat di istilahkan juga masa remaja adalah
perpanjangan masa kanak-kanak sebelum bisa mencapai masa dewasa. Anak-anak
jelas kedudukannya, yaitu yang belum dapat hidup sendiri, belum matang dari
segala segi, tubuh masih kecil, organ-organ belum dapat menjalankan fungsinnya
secara sempurna, kecerdassan, emosi dan hubungan sosial ( muamalah ) belum
selesai.
Dinamika Remaja Saat ini
Permasalahan yang dialami remaja dewasa kian
komplek, seiring dengan perkembangan Teknologi yang di ikuti arus globalisasi,
babak baru permasalahan Remaja kian menjadi – jadi. Karakter remaja / pemuda
dewasa ini sangat memprihatikan. Sebagai generasi yang special dalam lingkup
kemasyarakatan, Pemuda / remaja memiliki peran yang sangat sentral. Bahkan ada
ungkapan yang menyebutkan “ hitam kata pemuda,Hitamlah negeri. Putih kata
pemuda putihlah negeri ini” pernyataan yang sekira dapat menjadi acuan bersama.
Dinamika permasalahan remaja yang kian komplek
dewasa ini disebabkan berbagai factor, baik internal maupun eksternal. Tidak
hanya itu remaja dewasa ini memiliki kecendrungan yang negatif. Kecendrungan –
kecendrungan itu yang merupakan salah satu factor dominan terjadi Dekadensi
moral saat ini. Selain itu, factor lingkungan, keluarga bahkan teman
sepermainan.
Remaja – remaja bangsa ini kian memiliki warna
dan ciri khas tersendiri, labeling itu pantas dimiliki remaja kita saat ini.
Dimana kondisi remaja saat ini tidak lepas dari yang nama Narkoba, Tawuran /
Bentrok, seks bebas ( free seks ), dan kenakalan yang lainnya. Kondisi begitu
miris yang kita rasakan saat ini. Namun optimisme dan keyakinan yang di padu
dengan kerja keras kita mampu mengatasi itu semua.
Mengembalikan Jati Diri
Remaja Indonesia
Sebagai suatu bagian yang tak terpisahkan dalam
kemasyarakatan. Remaja yang dalam kontek interaksi social memiki tempat atau
fase dimana setiap individu manusia melewatinya. Di Negara Indonesia, juga
sebagian besar penduduknya adalah kalangan remaja. Seiring permasalahan
dekadensi moral terhadap remaja, butuh penangan yang sangat serius di semua
lapisan masyarakat baik dalam konteks daerah maupun nasional. Mengembalikan
jati diri remaja Indonesia seperti dulu merupakan suatu keharusan. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk penyelamatan generasi bangsa ini.
Peran serta dari semua kalangan sangat
dibutuhkan, baik itu keluarga, masyarakat dan bahkan pemerintah dalam mengatasi
dekadensi moral. Keluarga diharapkan menjadi stimulan atau tahapan pertama
dalam mengatasi dekadensi moral tersebut. Selain itu juga peranan Agama sangat
diharapkan. Agama memiliki peran yang sangat sentral, memberikan efek yang juga
dominan. Karena ruang lingkup Agama memiliki dimensi yang sangat luas dalam
upaya mengatasi masalah ini.
Sehingga kita yakini bersama bahwa,
mengembalikan jati diri Remaja kita bukanlah hal yang mustahil. Dan kita
menyakini betapa pentingnya usaha tersebut. Mengingatm kondisi bangsa Indonesia
saat ini…..
0 komentar:
Posting Komentar