Tonnie Melfiansyah
Ketua Komisariat KAMMI Depati Amir Babel / Mahasiswa STAIN SAS BABEL.
Pendidikan sejatinya
merupakan aspek dan hasil kebudayaan yang terbaik yang pernah dihasilkan
manusia, Baik generasi muda maupun tua, sehingga hal tersebut dapat memenuhi
tantangan Global, selain itu untuk melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka
dalam kontek sosio budaya. Oleh sebab itu, Sejatinya setiap masyarakat yang
madani dan pluralistik dizaman ini sangat menaruh perhatian tentang akan
pentingnya pendidikan. Sebagai salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia
sejatinya memegang peran yang sangat sentral dalam kehidupan manusia. Hal tersebut
dapat kita ketahui dari tujuan dari pendidikan itu sendiri. Secara sederhana
tujuan dari pendidkan adalah suatu proses pembelajaran yang dalam hal ini melibatkan
beberapa orang baik sebagai pengajar maupun yang diajarkan yang secara
berkesinambungan.
Selain itu, pendidikan
dijadikan sebagai indikator atau barometer kemajuan suatu bangsa. Pendidikan
juga memegang peran yang sangat sentral dari berbagai aspek tak terkecuali
aspek kebangsaan yang dalam hal ini bersentuhan lansung dengan keutuhan NKRI (
Negara kesatuan Republik Indonesia ). Sebagai
contoh isu – isu kebangsaan yang muncul saat ini. Isu – isu kebagsaan
yang muncul saat ini adalah heboh karena beberapa kejadian yang muncul
diberbagai media cetak maupun elektronik, isu – isu tersebut adalah gerakan
seperatisme baik yang ber skala regional maupun nasional.
Hal tersebut senada apa yang pernah
disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Ir. Tifatul sembiring
dalam dialog disalah satu stasiun televisi pemerintah ( TVRI ) mengatakan bahwa salah satu masalah – masalah
kebangsaan yang dihadapi bangsa indonesia saat ini adalah masalah disintegrasi.
Beliau mengatakn bahwa masalah tersebut sangat fatal terhadap kedaulatan Bangsa
Indonesia, yang juga bertepatan dengan peluncuran Buku beliau “Sepanjang Jalan
Dakwah”
Masalah tersebut muncul dan secara konsep
kenegaraan akan mengganggu kedaulatan negara kesatuan Republik indonesia.
Sehingga dalam hal ini pendidikan kebangsaan diharapkan dapat menjadi salah
satu solusi yang bisa diharapkan ( win – win solution ). Dua peristiwa penting
yang mungkin tidak bisa dilupakan bangsa, pertama peristiwa pengibaran bendera
organisasi RMS (Republik Maluku Selatan) oleh sejumlah aktivisnya persis di
hadapan Presiden SBY di tengah-tengah acara puncak Peringatan Hari Keluarga
Nasional (Harganas) XIV, yang dipusatkan di Lapangan Merdeka, Ambon. Yang tidak
kalah hebohnya adalah Peristiwa peristiwa pengibaran bendera organisasi OPM
(Organisasi Papua Merdeka) oleh sejumlah aktivisnya yang dipenjara di Lembaga
Pemasyarakatan Abepura, Papua, dalam rangka HUT OPM (1 Juli 1969-2007). Kedua
peristiwa tersebut kalau dilihat dari kacamata keamanan dan pertahanan negara
dinilai sangat berbahaya.
Dalam catatan sejarah
mencatat, pendidikan kebangsaan sudah ada sejak berdirinya pergerakan Boedi
Oetomo dan Perguruan Taman Siswa oleh KI Hajar Dewantoro. Keduanya didirikan
dengan maksud dapat memberikan sumbangsih terhadap pendidikan kebangsaan kepada
rakyat Indonesia yang pada waktu itu masih dalam keadaan penjajahan
kolonialisme ( Hindia
Belanda).
Dari
pendidikan kebangsaan dan fakta sejarah inilah, semangat nasionalisme akan
lahir. rakyat Indonesia mampu mengusir penjajah Belanda dan memproklamirkan
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Jadi tak bisa dipungkiri, pendidikan
kebangsaan adalah dasar nasionalisme yang dalam hal ini memberikan efek positif
terhadap seluruh penduduk indonesia. Namun yang menjadi pertanyaan besar kita bersama adalah sejauh
mana dan bagaimana proses aplikasi dari pendidikan kebangsaan tersebut, ketika
kita melihat lebih jauh proses penerapan dari pendidikan kebangsaan tersebut
secara tidak lansung dapat kita temui pada upacara bendera pada setiap hari
senin, baik dari sekolah dasar maupun sekolah menengah, Karena dalam upacara
bendera ada beberapa agenda yang dijalankan seperti pembacaan pancasiala,
pembacaan undang – undang dan menyanyikan lagu indonesia Raya, yang apabila
kita melihat lebih jauh ini akan membentuk jiwa kebangsaan dalam setiap individu.
Selain itu pendidikan kebangsaan dapat kita jumpai dalam mata pelajaran
disetiap jenjang pendidikan yaitu PKN yang sebelumnya disebutkan PPKN. Namun
kondisi tersebut dinilai sangat berbeda,dimana pendidikan kebangsaan dinilai
hanya pada pelengkap kurikulum.
Akan tetapi yang
menjadi permasalahan saat ini adalah masyarakat sekarang mulai melupakan
pentingnya pendidikan kebangsaan. Penyebabnya antara lain karena arus globalisasi
dan paham fanatik dan faham – faham yang berkembang di seluruh masyarakat indonesia
baik itu sabang maupun marauke.Kalau dibiarkan saja akan berakibat lunturnya
semangat nasionalisme, melahirkan nasionalisme sempit atau chauvinisme. Bahkan
bisa menjurus pada disintegrasi bangsa yang berdampak pada pecahnya kedaulatan
negara ini.
Pendidikan kebangsaan
diharapkan dapat mengembalikan jati diri seluruh bangsa indonesia, sebagai bangsa yang berdaulat
dan bangsa yang bermartabat dan
diharapkan dapat mengatasi Hambatan, Tantangan, Ancaman dan Gangguan ( HTAG )
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehinga kita dapat diperhitungkan
dimata dunia international. Selain itu untuk mencapai hal tersebut seluruh
penduduk indonesia harus diingatkan lagi tentang pentingnya pendidikan
kebangsaan.,,,,,,…Salam Indonesia Raya
0 komentar:
Posting Komentar