Home » » PENDIDIKAN KEBANGSAAN SEBAGAI PEREKAT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PENDIDIKAN KEBANGSAAN SEBAGAI PEREKAT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Written By KAMMI BABEL on Senin, 14 Mei 2012 | Senin, Mei 14, 2012


Tonnie Melfiansyah
Ketua Komisariat KAMMI Depati Amir Babel / Mahasiswa STAIN SAS BABEL.

Pendidikan sejatinya merupakan aspek dan hasil kebudayaan yang terbaik yang pernah dihasilkan manusia, Baik generasi muda maupun tua, sehingga hal tersebut dapat memenuhi tantangan Global, selain itu untuk melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam kontek sosio budaya. Oleh sebab itu, Sejatinya setiap masyarakat yang madani dan pluralistik dizaman ini sangat menaruh perhatian tentang akan pentingnya pendidikan. Sebagai salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia sejatinya memegang peran yang sangat sentral dalam kehidupan manusia. Hal tersebut dapat kita ketahui dari tujuan dari pendidikan itu sendiri. Secara sederhana tujuan dari pendidkan adalah suatu proses pembelajaran yang dalam hal ini melibatkan beberapa orang baik sebagai pengajar maupun yang diajarkan yang secara berkesinambungan.

Selain itu, pendidikan dijadikan sebagai indikator atau barometer kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga memegang peran yang sangat sentral dari berbagai aspek tak terkecuali aspek kebangsaan yang dalam hal ini bersentuhan lansung dengan keutuhan NKRI ( Negara kesatuan Republik Indonesia ). Sebagai  contoh isu – isu kebangsaan yang muncul saat ini. Isu – isu kebagsaan yang muncul saat ini adalah heboh karena beberapa kejadian yang muncul diberbagai media cetak maupun elektronik, isu – isu tersebut adalah gerakan seperatisme baik yang ber skala regional maupun nasional.
  Hal tersebut senada apa yang pernah disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Ir. Tifatul sembiring dalam dialog disalah satu stasiun televisi pemerintah ( TVRI )  mengatakan bahwa salah satu masalah – masalah kebangsaan yang dihadapi bangsa indonesia saat ini adalah masalah disintegrasi. Beliau mengatakn bahwa masalah tersebut sangat fatal terhadap kedaulatan Bangsa Indonesia, yang juga bertepatan dengan peluncuran Buku beliau “Sepanjang Jalan Dakwah”
 Masalah tersebut muncul dan secara konsep kenegaraan akan mengganggu kedaulatan negara kesatuan Republik indonesia. Sehingga dalam hal ini pendidikan kebangsaan diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang bisa diharapkan ( win – win solution ). Dua peristiwa penting yang mungkin tidak bisa dilupakan bangsa, pertama peristiwa pengibaran bendera organisasi RMS (Republik Maluku Selatan) oleh sejumlah aktivisnya persis di hadapan Presiden SBY di tengah-tengah acara puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XIV, yang dipusatkan di Lapangan Merdeka, Ambon. Yang tidak kalah hebohnya adalah Peristiwa peristiwa pengibaran bendera organisasi OPM (Organisasi Papua Merdeka) oleh sejumlah aktivisnya yang dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Abepura, Papua, dalam rangka HUT OPM (1 Juli 1969-2007). Kedua peristiwa tersebut kalau dilihat dari kacamata keamanan dan pertahanan negara dinilai sangat berbahaya.
Dalam catatan sejarah mencatat, pendidikan kebangsaan sudah ada sejak berdirinya pergerakan Boedi Oetomo dan Perguruan Taman Siswa oleh KI Hajar Dewantoro. Keduanya didirikan dengan maksud dapat memberikan sumbangsih terhadap pendidikan kebangsaan kepada rakyat Indonesia yang pada waktu itu masih dalam keadaan penjajahan kolonialisme ( Hindia Belanda).
Dari pendidikan kebangsaan dan fakta sejarah inilah, semangat nasionalisme akan lahir. rakyat Indonesia mampu mengusir penjajah Belanda dan memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Jadi tak bisa dipungkiri, pendidikan kebangsaan adalah dasar nasionalisme yang dalam hal ini memberikan efek positif terhadap seluruh penduduk indonesia. Namun yang menjadi  pertanyaan besar kita bersama adalah sejauh mana dan bagaimana proses aplikasi dari pendidikan kebangsaan tersebut, ketika kita melihat lebih jauh proses penerapan dari pendidikan kebangsaan tersebut secara tidak lansung dapat kita temui pada upacara bendera pada setiap hari senin, baik dari sekolah dasar maupun sekolah menengah, Karena dalam upacara bendera ada beberapa agenda yang dijalankan seperti pembacaan pancasiala, pembacaan undang – undang dan menyanyikan lagu indonesia Raya, yang apabila kita melihat lebih jauh ini akan membentuk jiwa kebangsaan dalam setiap individu. Selain itu pendidikan kebangsaan dapat kita jumpai dalam mata pelajaran disetiap jenjang pendidikan yaitu PKN yang sebelumnya disebutkan PPKN. Namun kondisi tersebut dinilai sangat berbeda,dimana pendidikan kebangsaan dinilai hanya pada pelengkap kurikulum.
Akan tetapi yang menjadi permasalahan saat ini adalah masyarakat sekarang mulai melupakan pentingnya pendidikan kebangsaan. Penyebabnya antara lain karena arus globalisasi dan paham fanatik dan faham – faham yang berkembang di seluruh masyarakat indonesia baik itu sabang maupun marauke.Kalau dibiarkan saja akan berakibat lunturnya semangat nasionalisme, melahirkan nasionalisme sempit atau chauvinisme. Bahkan bisa menjurus pada disintegrasi bangsa yang berdampak pada pecahnya kedaulatan negara ini.
Pendidikan kebangsaan diharapkan dapat mengembalikan jati diri seluruh  bangsa indonesia, sebagai bangsa yang berdaulat dan  bangsa yang bermartabat dan diharapkan dapat mengatasi Hambatan, Tantangan, Ancaman dan Gangguan ( HTAG ) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehinga kita dapat diperhitungkan dimata dunia international. Selain itu untuk mencapai hal tersebut seluruh penduduk indonesia harus diingatkan lagi tentang pentingnya pendidikan kebangsaan.,,,,,,…Salam Indonesia Raya
Share this article :

0 komentar:

KAMMI BABEL

Foto saya
Pengurus Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung. Berdiri Januari 2012 (belum satu tahun), terus bergerak untuk memberikan kontribusi terbaik bagi Bangsa.

Anda Pengunjung ke


web counter