Shartika
Mahasiswa
UBB/Anggota Komisariat KAMMI Depati Amir Bangka Belitung
*(Terbit di Harian Babel Pos, Senin, 30 April 2012)
Coba bayangkan jika mengerjakan soal
matematika yang begitu ruwet kita rasakan bagai makan coklat atau es krim. Pasti
tidak ada lagi keluhan siswa maupun mahasiswa dalam mengerjakan soal-soal itu. Pernahkah
terbelesit dalam diri kita sebagai manusia pembelajar dan peserta didik.
Tanyakan pada diri kita masing-masing sudah sedalam apakah kita menyelam ke
lautan ilmu ?
Tepat tanggal 2 Mei,
hari yang kita kenal dengan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS). Sekian tahun
yang lalu sosok Ki Hajar Dewantara ikut memperjuangkan pendidikan di Indonesia.
Pengabdian beliau akan pendidikan memberi warna yang begitu mendalam. Begitu
banyak karya-karya beliau yang dijadikan landasan bangsa Indonesia dalam dunia
pendidikan. Filosofi-filosofi yang terkenal dari Beliau yaitu ING NGARSO SUNTOLODO,
ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI (Di depan memberi teladan, di tengah
memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan).
Sungguh sebuah filosofi yang sarat makna akan sebuah pendidikan. Filosofi
tersebut mengajarkan arti peran seorang guru dalam mendidik murid-muridnya.
Peran guru (pendidik) ketika didepan harus memberi contoh atau teladan dalam
tindakan, ketika ditengah para muridnya dapat memberi ide-ide serta menciptakan prakarsa, dan yang lebih penting dapat
memberi dorongan kepada murid-muridnya dari belakang.
Bagaimana pendidikan di
Indonesia? Sudahkah konsep ING NGARSO SUNTOLODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI hadir ditengah-tengah pendidikan kita saat ini. Beberapa hari
yang lalu kita mendapatkan kabar gembira. Sekitar 12 siswa SMP dan SMA berhasil
memborong 11 penghargaan, 1 medali emas, 2 medali perak, 4 medali perunggu dan
4 penghargaan khusus dalam the 19th Internasional Conference of
Young Scientists (ICYS) di Nijmegen, Belanda (16-21/4/2012). Patut kita
banggakan atas penghargaan ini. Terlepas dari itu semua banyak sekali
prestasi-prestasi yang telah diukir oleh putra-putri Indonesia baik dalam
kancah nasional maupun Internasional. Namun apa yang menjadikan mereka para
pelajar dapat berhasil dan mengukir prestasi ?.
Makna
pendidikan tidak hanya kita kenal lewat sosok Ki Hajar Dewantara saja, namun
jauh sebelum itu sudah ada perintah untuk belajar. Perintah pertama yang
diturunkan Allah SWT pada seorang manusia mulia, tauladan bagi semesta alam
Rosulullah SAW, perintah yang menyuruhkan untuk belajar. “Iqro” Bacalah..!!.
Berabad-abad yang lalu perintah ini diturunkan kepada seorang manusia yang
tidak tahu baca tulis, namun tetap diperintahkan untuk membaca. Begitu
pentingnya pendidikan bagi umat manusia.
Pendidikan
memiliki peran yang penting dalam segala aspek, tidak hanya itu kemajuan suatu
bangsa terlihat dari seberapa majukah pendidikan di negara tersebut. Sejarah
juga telah membuktikan bahwa pendidikanlah yang dapat membangkitkan suatu
negara. Sebagai contoh jepang merupakan negara yang pernah hancur akibat bom
atom yang dijatuhkan di Nagasaki dan Hirosima. Namun yang terjadi sekarang
tidaklah seburuk apa yang terlihat dulu. Itu semua karena Negara tersebut
memiliki komitmen yang besar dalam dunia pendidikan.
Sebagai
seorang pembelajar, peserta didik, atau pendidik. Jadikan belajar bagaikan
kekasih kita sendiri. Belajar dengan cinta sungguh sangat luar biasa. Ketika
suatu pelajaran dapat kita rasakan sepenuh hati, meresap ke dalam relung-relung
jiwa, yakinlah tidak akan ada kata sulit dalam mempelajari sesuatu. Konsep
pembelajaran yang dilakukan sepenuh hati akan menghasilkan sesuatu yang indah.
Selain itu ciptakanlah metode pembelajaran yang menarik. Belajar tidak hanya
kita dapatkan didalam ruangan saja, duduk manis ditemani tembok-tembok yang
membisu. Hari-hari yang kita lalui adalah bagian atau proses dari sebuah pembelajaran.
Dimana pun kita dapat belajar, karena arti sebuah pembelajaran adalah ketika
kita mendapatkan sesuatu pelajaran (dari buruk menjadi lebih baik, dari tidak
tahu menjadi tahu). Pendidikan adalah perubahan pola pikir kita dari yang awan
ke pola pikir moderen. Pendidikan juga merupakan proses pendewasaan, usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran yang dapat menjadikan perserta didik agar dapat
mengembangkan potensi diri. Pendidikan itu memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Ilmu
merupakan pusaka mulia, harta yang tak ternilai yang dapat membimbing kita baik
kehidupan di dunia maupun di akhirat. Dengan ilmu juga seorang hamba terangkat
kedudukannya. Tertulis dalam firman Allah SWT “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, Dan Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Mujadalah ayat 11). Sungguh
sangat disayangkan jika ada seorang guru yang memaksakan kehendaknya dalam
mengajarkan murid-murid. Murid tidak dapat berekspresi, tidak dapat berkreasi
terkukung oleh paksaan-paksaan gurunya. Guru yang baik adalah seorang guru yang
tidak hanya berperan sebagai pengajar namun juga berperan sebagai pendidik.
Karena guru adalah orangtua kedua bagi murid. Dunia pun dapat menjadi guru bagi
kita. Belajarlah dengan cinta, agar semua terasa indah…!!
0 komentar:
Posting Komentar