BBM Naik…. Akan Sejahterakah Kita?
Jaya Jailani
Sekretaris KAMMI Komisariat Depati Amir Bangka Belitung
Indonesia dikenal sebagai negri yang agraris, Negeri yang
melimapah ruah akan sumber daya alamnya. Sebagai negara yang melimpah akan
sumber daya alamnya, Indonesia pun menjadi sasaran yang tepat bagi para
investor-investor asing yang ingin memanfaatkan potensi negri zambrut
katulistiwa ini.
Carut marut kenaikan harga BBM, nampaknya sudah memulai
dirasakan rakyat. Seperti tidak ada habisnya, pemerintah tidak cukup puas untuk
terus-menerus menekan perekonomian rakyatnya yang sampai saat ini terasa masih
belum sejahtera.
Seruan-seruan penolakanpun lantang terdengar, ketika isu kenaikan harga BBM sering mencuat di publikasikan kepada seluruh lapisan masyarakat di plosok negri ini. berbagai bentuk aksi protes dan penolakan pun terjadi dimana-mana, mulai dari tindak sosial yang tak berujung, sampai aksi anarki yang tak terbendung.
Seruan-seruan penolakanpun lantang terdengar, ketika isu kenaikan harga BBM sering mencuat di publikasikan kepada seluruh lapisan masyarakat di plosok negri ini. berbagai bentuk aksi protes dan penolakan pun terjadi dimana-mana, mulai dari tindak sosial yang tak berujung, sampai aksi anarki yang tak terbendung.
Kenaikan harga BBM ini dipicu adanya perang dingin antara
Iran dan AS yang didukung oleh sekutunya. Terlepas dari permasalahan itu,
pemerintah tak henti-hentinya membuat panik rakyatnya dengan menentukan
kebijakan-kebijakan yang dianggap bisa mensejahterakan rakyat, namun tentu saja
setiap manusia yang tinggal di negri ini dapat merasakan bahwa Indonesia masih
jauh dari Negara yang bisa mensejahterakan rakyatnya. Bagaimana tidak, sampai
detik ini pemerintah terus membuat garis panjang kemiskinan yang kian tak
terhapus.
Kenaikan harga BBM ini menambah banyak deretan permasalahan
yang menjadi catatan tebal pemerintah di negri ini. UUD yang mengatur tentang
minyak dan gas(migas) dan yang lain sebagainya, hanya dapat melahirkan
liberalisasi kebijakan.
Pemerintah sepertinya tidak berkaca pada kesalahan sistem
kebijakan yang lalu, mulai dari kasus Century yang masih terbang
melayang-layang menghantui KPK, kasus mafia Pajak yang kian hilang terdengar,
dan yang paling hits saat ini, apa lagi kalau bukan kasus wisma atlet seagame
yang masih bertengger diposisi puncak penyelidik KPK hingga melibatkan para
petinggi partai penguasadi negri ini.
Sama seperti sang partai penguasa, yang terus menuai polemik
media publik sampai detik ini. Tentu saja ini menjadi ancaman besar bagi sang
persiden yang khawatir akan tindak anarki rakyatnya yang kian terpancing untuk
menggulingkannya.
Demokrasi sang ibu pertiwi sudah tercoreng, akibat dari
paham-paham liberalis politik. Isu SBY dipaksa turunpun, kini mulai
mencuat ketika nyanyian kenaikan harga BBM mulai di perdendangkan dengan
merdunya oleh pemerintah. Jangan harap pemerintah dapat mensejahterakan
rakyatnya, jika kenaikan harga BBM hanya menambah daftar pengangguran yang
terus menciptakan calon-calon pengangguran yang baru. Parahnya lagi, pemerintah
yang belum merealisasikan terhadap kenaikan BBM, tetapi harga sembako sudah
memulai start untuk melejit, harga fasilitas umum pun dipastikan bisa
menggigit, dan tak ketinggalan para supir anggkot yang lari terbirit-birit
alias beralih profesi menjadi tukang keredit(kere duit).
Kepanikan rakyat terhadap segala kebijakan yang ditetapkan
oleh pemerintah, bukanlah menjadi persoalan yang baru bagi bangsa ini, tetapi
kepanikan yang selama ini sudah menjadi bagian dari kehidupan rakyat di negri
ini bisa teredam, jika kebijakan-kebijakan tersebut dapat melahirkan
kesejahteraan bagi kehidupan bangsa.
Negeri ini akan selalu bermimpi buruk, jika para penguasanya
dipilih dengan asas pragmatis… Bangsa ini akan menjadi bangsa yang gagal dalam
mensejahterakan rakyatnya, jika para pembuat kebijakan tidak sanggup menerapkap
sistem kebijakan yang dapat mensejahterakan rakyat… Bahkan, Indonesia akan
hancur, jika sistem politik dinegeri ini terus-menerus rapuh, akibat dari
serangan badai mafia politik kotor yang berhembus dibelakang layar…
Rakyat sudah sangat bosan, dengan ulah dan tingkah laku para
pejabat yang tak henti-hentinya memberdayakan perselisihan dengan sesama
pejabat. Bagaimana umtuk menyelesaikan sengketa rakyat? para pejabat saja
masih ribut memperebutkan kekuasaan dengan saling menunjukan taring dan
cakarnya masing-masing. Rakyat membutukan perubahan yang signifikan terhadap
segala sistem kebijakan yang telah ditetapkan…
Negara ini merindukan sesosok figur yang amanah, agar dapat
mewakili rakyat dengan benar dan terarah. Merah putih mengnginkan kesejahteraan
yang nyata, bukan kesejahteraan yang berharga. Indonesia harus tetap berjuang,
karena pengorbanan yang berjuang dan bekerja keras lah, cita-cita sang ibu
pertiwi akan terwujud. Tetapi apabila negri ini sudah menghilangkan teradisi
berjuang dalam menghadapi segala persoalan, maka pilar-pilar kebangsaan akan
runtuh seketika. Semoga dengan segala perjuangan yang penuh semangat dan selalu
bekerja keras, negri ini akan meraih segala mimpi-mimpi rakyatnya.
BANGKITLAH NEGERIKU, HARAPAN ITU PASTI ADA.
0 komentar:
Posting Komentar